Apakah manfaat mempelajari sejarah ? tentu mempelajari sejarah banyak gunanya, karena sejarah berbicara tentang kehidupan manusia. Kegunaan mempelajari sejah yaitu:
1. Bersifat edukatif
Kita sering mendengar kata-kata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”, “Sejarah mengajarkan kepada kita”, dan ungkapan-ungkapan lainnya. Ungkapan-ungkapan tersebut mengandung arti bahwa sejarah memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia di masa kini. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari kehidupan pada masa lalu ?. Banyak nilai-nilai yang berharga yang bisa kita petik dari masa lalu, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi sejarah banyak memberikan pengajaran moral.
Nilai kebenaran yang terjadi dalam sejarah dapat berupa sikap-sikap atau tindakan yang dilakukan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam menegakkan kebenaran. Misalnya sejarah para Nabi. Para Nabi diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia yang saat itu dianggap berada pada jalan yang sesat. Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh para Nabi dalam memperjuangkan misinya. Walaupun para nabi telah tiada, tetapi meninggalkan bukti-bukti perjuangannya yaitu agama yang sampai sekarang masih berkembang.
Perjuangan menegakkan kebenaran juga dapat kita lihat dalam sejarah Indonesia. Ketika bangsa Indonesia dijajah banyak terjadi perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam menegakkan kebenaran yaitu keinginan lepas dari belenggu penjajahan dan mendirikan sebuah negara yang merdeka. Seperti yang dialami oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Syahrir, KH. Agus Salim, dan tokoh-tokoh lain-lainnya. Mereka harus keluar masuk penjara dalam menegakkan cita-citanya. Perjuangan yang mereka lakukan tikdaklah sia-sia. Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat dan dapat kita rasakan sampai sekarang. Apa yang mereka perjuangankan merupakan masa lalu atau sejarah yang memiliki nilai-nilai yang luhur dan dapat menjadi cermin kehidupan bagi kita sekarang ini. Apakah kita sudah menghormatinya sebagai pahlawan ?
Peristiwa masa lalu tidak sedikt memberikan pelajaran tentang pentingnya menegakkan keadilan. Dalam sejarah kerajaan-kerajaan banyak mengajarkan bagaimana raja-raja itu memerintah. Ada raja yang memerintah dengan adil, dihormati oleh rakyatnya. Raja yang menjalankan pemerintahan yang adil membuat kerajaan itu berjalan dengan baik, tidak terjadi perebutan kekuasaan yang menggoncangkan pemerintahan. Akan tetapi tidak sedikit pula dalam sejarah digambarkan raja-raja yang memerintah tidak adil bersifat otoriter, menyengsarakan rakyatnya. Pemerintahan yang demikian akan menimbulkan kegoncangan-kegoncangan politik. Timbul berbagai pemberontakan, perebutan kekuasaan. Raja-raja yang berkuasa tidak adil sering berakhir dengan tragis. Fenomena seperti ini sampai sekarang masih banyak terjadi khususnya pada negara-negara yang penguasanya bertindak tidak adil. Akhir pemerintahannya misalnya harus dengan cara kudeta.
Kejujuran adalah nilai-nilai yang juga diajarkan dalam gambaran kehidupan peristiwa-peristiwa sejarah di masa lalu. Ketidakjujuran akan berakibat tatanan kehidupan menjadi rusak. Beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan akibat-akibat yang timbul dari sikap ketidakjujuran atau berbohong misalnya intrik-intrik politik yang terjadi di dalam keluarga kerajaan. Hubungan keluarga kerajaan atau aparat kerajaan yang tidak harmonis, di antara mereka saling memfitnah, mengeluarkan isyu untuk saling menjatuhkan. Kebohongan-kebohongan terjadi di kalangan keluarga atau aparat kerajaan. Akibatnya adalah timbulnya krisis politik dalam kerajaan dan dapat berakibat hancurnya kerajaan. Hancurnya kerajaan akan berakibat pula pada kehidupan masyarakat.
Tegaknya suatu cita-cita harus ditunjang oleh adanya jiwa kebaranian berbuat yang dapat dipertanggungjawabkan. Keberanian adalah nilai-nilai yang dapat menjadi modal bagi tegaknya cita-cita. Bangsa-bangsa yang memiliki keberanian yang tinggi, akan menjadi bangsa yang maju. Sebagai contoh adalah Jepang. Dalam sejarahnya Jepang merupakan bangsa yang masyarakatnya memiliki jiwa keberanian yang tinggi dalam mengejar cita-cita. Salah satu etika yang menanamkan nilai-nilai keberanian yang ada pada diri bangsa Jepang adalah bushido. Dengan nilai-nilai keberaniannya bangsa Jepang menjadi bangsa yang memiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi telah mengantarkan Jepang sebagai negara industri maju.
Dalam sejarah nilai-nilai rela berkorban banyak diajarkan, terutama sejarah perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan banyak menunjukkan adanya jiwa rela berkorban. Jiwa rela berkorban banyak ditunjukkan oleh para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kita bisa membaca misalnya perang-perang kemerdekaan dalam melawan penjajah seperti Perang Aceh, Perang Paderi, Perang Diponegoro, dan perang-perang lainnya dalam melawan penjajah. Rela berkorban mencerminkan suatu kepribadian mementingkan kepentingan umum, tidak mementingkan diri atau kelompoknya. Nilai-nilai jiwa berkorban itulah yang menjadi salah satu kekuatan tercapainya kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk saat ini rela berkorban bukan lagi diterapkan dalam perang melawan penjajah. Relevansi nilai jiwa rela berkorban untuk saat ini adalah bagaimana membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik, membangun kebersamaan, saling tolong menolong, dan tidak mementingkan diri atau golongan. Dengan nilai rela berkorban harus dapat menjadi kekuatan dalam membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Sejarah sebagai nilai edukatif tidak berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Pengkultusan masa lalu akan berakibat kita menjadi ketinggalan zaman, sebab pengkultusan akan mencerminkan seolah-olah masa lalulah suatu masa yang lebih baik, sedangkan masa depan dianggap sebagai masa yang buruk. Masa lalu sejarah harus dijadikan cermin dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sikap optimisme harus tertanam dalam menatap masa depan. Ada pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae” artinya sejarah adalah guru kehidupan.
2. Bersifat Inspiratif
Guna inspiratif artinya sejarah dapat memberikan ilham. Ilham dalam pengertian ini bukanlah semacam mendapatkan mimpi yang tidak rasional, akan tetapi ilham dapat diartikan memberikan spirit untuk berbuat sesauatu atau menciptakan sesuatu yang baru. Masa lalu bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, peninggalan-peninggalan sejarah bangsa Indonesia meninggalkan peradaban yang tinggi, misalnya Candi Borobudur.
Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan yang memiliki nilai seni dan tekonologi yang tinggi. Adanya bangunan ini dapat menjadi bukti, bahwa bangsa Indonesia pada masa lalu merupakan bangsa yang sudah maju. Dapat kita bayangkan dengan logika sehat sekarang bagaimana masyarakat Indonesia pada saat itu membuat sebuah bangunan yang berupa tumpukan batu-batu dengan seni ukir dan bentuk bangunan yang indah. Dari keindahan nilai seninya, dapat memberikan inspirasi bagi para seniman untuk mengkreasi karya-karya seninya. Bagi para ahli bangunan akan memberikan inspirasi bagaimana membangun suatu bangunan yang indah dan kokoh.
Dalam perkembangan berbagai seni pada saat ini terjadi perpaduan antara model masa lalu dengan masa sekarang. Misalnya perkembangan karya seni mode tidak sedikit diwarnai oleh inspirasi masa lalu. Model-model pakaian misalnya terkadang model-model masa lalu muncul kembali, atau adanya perpaduan antara model-model masa lalu dengan model masa kini. Model masa lalu yang sepertinya ketinggalan zaman, tetapi dengan cara dikreasi dengan model sekarang, terkesan menjadi moderen. Bahkan sekarang sudah banyak orang yang membangun tempat-tempat jualan dan berbagai asesorisnya dengan model masa lalu, misalnya bentuk-bentuk rumah makan yang dibangun dengan model bangunan tradisional dan dilengkapi dengan asesoris seperti tempat duduk, meja makan, hiasan dinding dan asesoris lainnya yang menggambarkan kehidupan masa lalu. Penampilan seperti ini menjadi lebih artistik. Dengan cara ini penampilan masa lalu menjadi lebih menarik, bahkan terkesan sangat elitis.
Dalam konteks berbangsa, kebesaran masa lalu bukan untuk dikultuskan, tetapi harus memberikan inspirasi semangat masa kini bagaimana kita harus menjadi bangsa yang besar. Kebesaran bangsa Indonesia bukan hanya besar dalam jumlah penduduknya, tetapi kebesaran yang ditandai sebagai bangsa yang diperhitungkan dan dihormati oleh bangsa lain. Sejarah mencatat di Indonesia pernah lahir kerajaan-kerajaan besar yang menjadi ciri kejayaan masa lalu bangsa Indonesia seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, dua kerajaan yang diperhitungkan ketika berinteraksi dengan bangsa lain seperti bangsa India dan Cina, dua bangsa yang pada masa itu dianggap memiliki peradaban yang sudah maju.
Inspirasi yang harus timbul dari kebesaran masa lalu yaitu timbulnya keinginan untuk menjadi bangsa yang maju. Untuk menjadi bangsa yang maju maka harus tertanam semangat rasa memiliki terhadap negerinya atau nasionalisme dan percaya diri yang tinggi. Kebesaran sebuah bangsa bukan ditentukan oleh bangsa lain, tetapi kebesaran sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.
3. Bersifat instruktif
Guna instruktif artinya membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan pengetahuan atau keterampilan dalam salah satu pengajaran keujuruan atau keterampilan. Pengetahuan yang dapat diberikan oleh sejarah dapat berupa pengetahuan yang bersifat teoritis dan pengetahuan yang bersifat praktis atau keterampilan.
Pengetahuan yang bersifat teoritis artinya belajar sejarah dapat memberikan konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang ada dalam ilmu sejarah. Konsep-konsep yang ada dalam ilmu sejarah misalnya berpikir sebab akibat atau kausalitas, kronologis, perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan. Konsep-konsep tersebut dapat kita gunakan dalam mengamati kehidupan sehari-hari. Berpikir kausalitas yaitu kita menghubugkan dua hal fakta yang memiliki hubungan sebab akibat, misalnya kenapa terjadi kebakaran ?. Untuk mengungkap apa yang menjadi penyebab kebakaran, kita harus melihat fakta-fakta yang ada di tempat kebakaran tersebut. Api yang menyala pada saat kebakaran merupakan sebab. Ada sebab pasti ada akibat, tidak mungkin api menyala besar kalau tidak ada sesuatu yang menjadi sebabnya api itu menyala besar. Fakta-fakta yang ditemukan di tempat kejadian misalnya kita menemukan kompor, kabel listrik yang memudahkan timbulnya api, ada minyak tanah, atau bengsin, dan fakta-fakta lainnya. Fakta-fakta itu kita hubungkan dengan menyalanya api, sehingga kita memperoleh kesimpulan bahwa penyebab kebakaran misalnya kompor yang menyala tidak dimatikan pada saat selesai memasak atau adanya hubungan listir arus pendek yang mengakibatkan timbulnya percikan api.
Kronologis sebagaimana telah diungkapkan terdahulu yaitu adanya gambaran urutan tentang sesuatu terjadi. Berpikir kronologis artinya bagaimana kita dapat mengungkapkan tahap-tahap tertentu yang mengantarkan sesuatu itu terjadi. Misalnya kita melihat terjadi kecelakaan. Secara kronologis kita dapat menyebutkan kronologi kejadian tersebut. Berbagai fakta yang kita peroleh kita ungkapkan dan dihubungkan. Misalnya kita melihat orang yang mengendalikan motor itu membawa minuman keras, jarum pengukur kecepatan menunjukkkan angka yang tinggi, ban motornya pecah, dan jalannya menikung. Maka secara kronologis kita dapat mengemukakan bahwa pertama orang itu naik motor dalam keadaan mabuk. Disamping mabuk orang itu menjalankan dengan kecepatan yang tinggi. Ketika dia melaju dengan motor yang cepat bannya pecah. Ketika ban pecah dia berada di tikungan. Maka tidak dapat dihindari lagi terjadi kecelakaan pada dirinya.
Cara berpikir dengan konsep perkembangan, pertumbuhan dan perubahan pada dasarnya konsep berpikir bagaimana sesuatu itu mengalami perubahan, apakah disebabkan oleh faktor luar atau hanya disebabkan oleh faktor dalam saja. Lingkunngan yang terdekat dapat menjadi ujicoba bagaimana dia melihat perubahan itu. Apakah perubahannya mengarah ke positif atau ke yang negatif. Untuk melihat perubahan, kita bisa melihat diri kita sendiri, apakah sejak kita sekolah di SD sampai dengan SMU mengalami perubahan yang berarti, apakah perubahan mental atau peruban fisik. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab perubahan itu ? Bagaimana proses terjadinya perubahan tersebut.
Keterampilan-keterampilan teknis yang diajarkan dari peninggalan masa lalu sangatlah kaya. Berbagai bidang keteampilan hidup banyak diwariskan, misalnya seni bangunan, seni lukis, seni rupa, seni ukir, pelayaran, bertani, berkebun, dan berbagai keterampilan teknis lainnya. Peninggalan bangunan masa lalu, sebagaimana telah dicontohkan dengan Candi memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Selain teknik cara membangun yang sudah maju, dalam candi itu terdapat ukiran-ukiran yang sangat indah. Keterampilan-keterampilan yang ada pada contoh bangunan candi dapat kita pelajari. Kita bisa belajar bagaimana membangunan suatu bangunan yang indah dan kokoh, bagaimana mengukir dengan ukiran yang sangat indah.
Sejak masa lampau bangnsa Indonesia sudah mengenal teknik pelayaran. Pelajaran cara berlayar sudah dipelajari oleh bangsa Indonesia, karena kondisi geografis wilayah Indonesia yang sebagian besar atau dua pertiganya terdiri dari lautan. Beberapa relief yang ada di Candi menggambarkan adanya perahu, hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berlayar dan termasuk membuat perahu sudah sejak lama dimiliki oleh bangsa Indonesia. Keterampilan dalam pelayaran dapat meliputi keterampilan-keterampilan mengetahui arah mata angin, memperkirakan cuaca, memperkirakan tempat berkumpulnya ikan, dan keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut, dapat diajarkan kepada generasi yang hidup sekarang sebagai warisan sejarah bangsa Indonesia.
4. Bersifat rekreatif
Sejarah memberikan kebenaran estetis karya kesusasteraan dan pesona “perlawatan” bagaikan bertamasya menikmati berbagai peristiwa menjelajahi ruang dan waktu yang jauh. Unsur rekreatif dalam sejarah dapat berupa peninggalan sejarah dan karya tulis sejarah.
Peninggalan-peninggalan sejarah banyak sekali menunjukkan karya seni yang tinggi dan sekarang banyak dijadikan sebagai objek wisata. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut misalnya bangunan-bangunan kuno, Candi, kuburan-kuburan para tokoh, dan pergi ke museum. Di beberapa kota lama banyak sekali bangunan-bangunan kuno peninggalan kolonial. Bangunan-bangunan ini biasanya merupakan bagian dari upaya penataan suatu kota, seperti beberapa bangunan di kota Bandung dan kawasan Menteng di Jakarta. Jika bangunan-bangunan itu masih terawat dengan baik, maka selain memberikan pemnadangan yang indah, juga kita akan banyak belajar tentang bagaimana keteraturan pembangunan kota di masa lalu.
Bangunan-bangunan kuno lainnya misalnya beberapa bangunan keraton kerajaan. Di tempat ini kita dapat berekreasi menikmati keindahan keraton-keraton masa lalu yang dibangun dengan bentuk bangunan yang merupakan perpaduan antara bentuk asli Indonesia dengan unsur-unsur dari luar. Beberapa unsur luar yang mempengaruhi terhadap bangunan luar misal pengaruh dari Eropa, Cina, Arab, dan negara-negara lainnya. Dari jenis perpaduan bangunan ini kita dapat belajar juga bahwa pada masa itu bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan bangsa-bangsa di luar Indonesia.
Di beberapa daerah di Indonesai terdapat beberapa kuburan kuno yang dijadikan obejek pariwisata. Kuburan-kuburan ini terutama kuburan-kuburan para wali yang berjasa dalam penyebaran Iskam di jawa. Banyak orang yang pergi ke tempat ini selain juga berekreasi, juga melakukan jiarah. Melihat kuburan-kuburan tersebut, membawa kita ke masa lalu, betapa para wali tersebut berjuang. Pelajaran yang kita peroleh selain ada unsur rekrasinya, tetapi juga kita dapat menghayati betapa wali songo mengajak kepada masyarakat kepada kebaikan dengan menyiarkan agama.
Tempat mengumpulkan benda-benda sejarah ialah museum. Museum merupakan tempat rekreasi dan sekligus kita dapat belajar ilmu pengetahuan. Berbagai koleksi sebagai peninggalan sejarah banyak disimpan di Museum. Kita bisa melihat berbagai peninggalan sejarah dari mulai zaman kuno sampai dengan zaman sejarah moderen.
Guna rekreatif juga bisa kita rasakan dalam karya tulis sejarah. Pada tingkat penulisan, karya sejarah dapat menjadi suatu karya sastra, yang akan menjadi menarik dan enak untuk dibaca. Sejarah menjadi seni, bukan hanya sebagai ilmu. Keindahan dari karya sastra sejarah, akan ditentukan oleh kemampuan imajinasi dari si pengarang. Banyak sekali roman-roman sejarah yang dituliskan untuk membawa kepada pembacanya untuk mengingat pada masa lalu.
Baca Juga : Indonesia Pada Masa Reformasi
Baca Juga : Indonesia Pada Masa Reformasi
5. Pendidikan Politik
Setiap bangsa memiliki kepentingan untuk menulis sejarahnya. Seperti juga bangsa Indonesia, kita belajar sejarah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan SMU. Pemerintah memiliki kepentingan terhadap pendidikan sejarah di sekolah. Mengapa sejarah dianggap penting diberikan kepada siswa-siswa di sekolah ?. Dengan belajar sejarah para siswa diharapkan memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki jiwa nasionalisme. Kecintaan kepada bangsa diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsanya. Para siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik. Menjadi warga negara yang baik merupakan bagian dari pendidikan politik oleh pemerintah terhadap warga negaranya.
Pendidikan politik dari sejarah bukan hanya dalam ruang lingkup berbangsa dan bernegara. Di beberapa organisasi khususnya organisasi-organisasi besar, selalu menanamkan kesadaran sejarah organisasinya melalui anggotanya. Pengenalan sejarah organisasi biasanya dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh organisasi terhadap anggota atau calon anggota ketika penerimaan anggota baru. Melalui materi sejarah dalam pelatihan ini selalu ditanamkan betapa organisasinya itu memiliki peran yang besar dalam kiprahnya di masyarakat. Dengan cara seperti ini diharapkan para anggota memiliki kebanggaan terhadap organisasi dan timbulnya rasa memiliki yang begitu tinggi terhadap organisasi.
6. Pendidikan Masa Depan
Belajar sejarah adalah belajar kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam sejarah bukan hanya masa lalu belaka, akan tetapi juga masa sekarang dan masa yang akan datang. Peristiwa masa lalu bukan untuk dikultuskan, tetapi harus menjadi pelajaran untuk masa kini dan masa yang akan datang. Melihat masa depan dalam sejarah bukanlah meramal, tetapi di masa depan harus mampu berbuat yang lebih baik dengan belajar dari masa lalu.
Sebagai negara yang berkembang, Indonesia harus banyak belajar dari sejarah negara-negara maju, bagaimana jalan sejarah yang mereka lalui sehingga mampu menjadi negara yang maju. Misalnya kita bisa banyak belajar dari Jepang yang sama-sama sebagai negara timur. Jepang merupakan negara industri maju, dan satu-satunya negara dari Asia yang masuk dalam Organisasi Industri maju (G7). Modernisasi yang dilakukan oleh Jepang tidak meninggalkan budayanya. Jepang mampu mengadopsi nilai-nilai budaya dari Barat dengan tidak menghilangkan nilai-nilai budaya sendiri. Mampukan kita bangsa merumuskan nilai-nilai budaya yang dapat menjadi modal dalam memasuki industrialisasi di masa depan ?
Baca Juga : Akhir Masa Orde Baru
Baca Juga : Akhir Masa Orde Baru
0 komentar:
Posting Komentar