Perang Dingin adalah sebutan periode dimana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi ideologi antara Amerika (AS) beserta sekutunya (Blok Barat) dengan Uni Soviet beserta sekutunya (Blok Timur). Istilah Perang Dingin diperkenalkan pertama kali pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan ketegangan dan kompetisi yang terjadi di antara kedua negara adikuasa. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang seperti dalam koalisi militer, ideologi, psikologi, intelijen, industri dan pengembangan teknologi, pertahanan,
perlombaan nuklir, persenjataan, dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan diramalkan berakhir dengan perang nuklir. Tetapi ramalan tersebut tidak pernah terjadi.
Meskipun kedua negara adikuasa itu belum pernah bertempur secara langsung (face to face), akan tetapi konflik di antara keduanya secara tidak langsung telah menyebabkan berbagai konflik di belahan dunia dan perubahan tatanan dunia (world order). Seperti pecahnya perang Korea, jatuhnya China menjadi negara komunis, invasi Soviet terhadap Hongaria dan Cekoslovakia, terbaginya Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin serta meletusnya Perang Vietnam.
Di kawasan Asia Tenggara, dan khususnya di Indonesia selama periode awal pecah Perang Dingin memberikan makna dan dinamika tersendiri. Khususnya bagi usaha dan strategi Indonesia mencari dukungan politik atas pengakuan kemerdekaan di dunia internasional (1945-1949). Diawali dari periode menjelang kemerdekaan Indonesia tahun 1945 yang ditandai peristiwa kekalahan Jepang tanpa syarat pada sekutu (AS dan Blok Barat). Dimana gaung peristiwa itu cepat menggugah kesadaran nilai-nilai nasionalisme rakyat Indonesia, bangkit menuju bangsa dan negara merdeka dan berdaulat. Tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sejak itulah Indonesia lahir sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sehari kemudian disusunlah Pemerintahan Negara Indonesia yang pertama dengan memilih Soekarno sebagai presiden dan M. Hatta menjadi wakil presiden.
Tetapi perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tidak berhenti sampai disitu. Bangsa Indonesia menghadapi permasalahan baru yaitu upaya rekolonisasi Belanda atas Indonesia. Sebab Belanda yang telah menjajah Indonesia selama tiga setengah abad tidak mengakui secara de facto dan de yure atas kemerdekaan bekas tanah jajahannya. Belanda merasa masih punya kuasa atas Indonesia dan bertekad ngin menguasai kembali. Melalui tentara Sekutu yang sedang melucuti tentara Jepang, militer Belanda secara diam-diam kembali memasuki Indonesia.
Bersamaan dengan itu pemerintahan Sorkarno-Hatta terus berjuang keras mencari dukungan, pengakuan dan bantuan dunia internasional guna penyelesaian konflik Indonesia dan Belanda. Periode inilah mulai ada hubungan diplomasi yang aktif antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Peran aktif Amerika dalam memfasilitasi penyelesaian konflik antara Indonesia-Belanda bukan tanpa kepentingan. Konflik Perang Dingin, posisi Indonesia memiliki nilai strategis bagi kepentingan nasional Amerika. Khususnya dalam usahanya membendung perkembangan komunisme dan upaya menjaga kepentingan investasi ladang-ladang minyak Amerika di Indonesia.
Selanjutnya : Amerika Dalam Masa Pemerintahan Presiden Truman (1945-1953)
Selanjutnya : Amerika Dalam Masa Pemerintahan Presiden Truman (1945-1953)
0 komentar:
Posting Komentar