Amerika dalam masa Pemerintahan Presiden Truman (1945-1953) di era Perang Dingin menyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu sumber pendapatan penting yang dibutuhkan dalam recovery dan rekonstruksi ekonomi Belanda yang hancur akibat Perang Dunia II. Karena alasan ini, dapat dipahami bahwa sejak awal Amerika mendukung rekolonialisasi Belanda atas Indonesia. Hal ini dapat dilihat posisi Amerika memihak kubu Belanda dalam beberapa usaha yang dilakukan untuk penyelesaian konflik Indonesia-Belanda melalui jalur Perundingan Linggajati, Perjanjian Renville, Peristiwa Madiun 1948, dan Agresi Belanda I dan II.
Berbeda dengan Presiden AS sebelumnya, Truman, Kebijakan politk luar negeri Amerika di Indonesia dimasa pemerintahan Eisenhower diarahkan dalam upaya-upaya membendung penyebaran komunisme Asia. Dalam kaitan dengan upaya ini, Amerika ingin mencegah terjalinnya hubungan erat antara Indonesia dengan Blok Komunis (Soviet dan Cina).
Amerika khawatir terhadap Indonesia yang kemungkinan besar jatuh menjadi komunis setelah melihat perkembangan PKI begitu pesat. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa dalam Pemilu 1955 PKI menjadi salah satu partai politik terbesar. Pada saat yang sama kebijakan politik luar negeri bebas aktif yang dipilih Indonesia menjadikan pejabat Washington menilai netralitas Indonesia dalam Perang Dingin hanya menguntungkan Blok Komunis. Dengan meningkatnya PKI menjadi partai besar, Amerika emutuskan melibatkan diri secara langsung guna mencegah jatuhnya Indonesia ke tangan kaum komunis Indonesia. Melalui agen CIA, Washington membantu para pemberontak di daerah untuk menentang kebijakan pemerintah pusat. Upaya yang dilakukan Amerika dalam menghancurkan komunisme di tahun 1950-an di Indonesia gagal.
Selanjutnya : Amerika dan Keterlibatan Gerakan Separatis di Berbagai Daerah
Selanjutnya : Amerika dan Keterlibatan Gerakan Separatis di Berbagai Daerah
0 komentar:
Posting Komentar