Bahasa merupakan salah satu elemen yang terpenting dalam perkembangan berpikir. Hampir tidak mungkin manusia berpikir tanpa menggunakan bahasa, dan melalui bahasa, pikiran manusia dapat ditampilkan, bahasa pula yang dapat membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Menurut Piaget, berpikir itu mendahului bahasa dan lebih luas dari bahasa. Bahasa adalah salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh perkembangan, pikiran selalu mendahului bahasa. Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak pada pandanganpandangan yang berbeda dan memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah satu dari berbagai perangkat yang terdapat dalam sistem kognitif manusia. Piaget menekankan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan adaptif namun bersifat egosentris yang proses berpikirnya sangat berbeda dengan orang dewasa, maka pengalaman belajar disesuaikan dengan pemahaman mereka.
Menurut Miller bahasa adalah suatu urutan kata-kata, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Sedangkan Vigotsky berpendapat bahwa perkembangan bahasa seiring dengan perkembangan kognitif, malahan saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu lingkup sosial. Vygotsky mengungkapkan bahwa bahasa, dalam bentuk yang paling awalpun mempunyai dasar sosial.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak. Di samping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Selain dari itu, bahasa juga merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan, dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan sesama.
Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”, “ini apa itu apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mereka sering bertanya apa saja untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dan mereka juga tahu bahwa pertanyaan itu dapat mempertahankan konsepsinya dengan orang dewasa. Misalnya pertanyaan : “Mengapa ada hujan”, “Mengapa pohon ada daunnya”, “Kapan saya besar” dan sebagainya.
Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”, “ini apa itu apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mereka sering bertanya apa saja untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dan mereka juga tahu bahwa pertanyaan itu dapat mempertahankan konsepsinya dengan orang dewasa. Misalnya pertanyaan : “Mengapa ada hujan”, “Mengapa pohon ada daunnya”, “Kapan saya besar” dan sebagainya.
Anak adalah makhluk peniru (imitator), ia mencontoh orang lain di sepanjang kehidupannya. Tatkala masih berusia anak-anak dorongan untuk meniru orang lain itu bersifat amat kuat. Kemampuan imitasi anak menjadi modal penting dalam perkembangan bahasanya. Anak senang meniru bunyi-bunyi tertentu ataupun ucapanucapan orang-orang di sekitarnya.
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan kita. Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak memiliki kesempatan yang luas dalam menentukan sosialisasi dengan teman-temannya. Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis, ia senang mengenal katakata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya.
Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di dalam, di atas dan di samping. Mereka lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata benda.
Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa akhir usia taman kanak-kanak anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
Berbicara berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Bila anak telah menguasai kata-kata, kalimat dan tata bahasa, mereka juga akan dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif. Kemampuan berbahasa merupakan aspek penting yang perlu dikuasai anak, tapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan ini. Ketidakmampuan anak berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan menangkap pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar akan menghambat perkembangan anak. Selain dari itu, ada anak yang masih belum mampu mengucapkan huruf-huruf r, sy, s, atau lainnya membuat anak sulit berkomunikasi dengan anak lain.
Adanya hambatan dalam perkembangan bahasa akan membuat anak merasa tidak diterima oleh teman-temannya, anak menjadi minder, tidak percaya diri dan tidak memiliki keberanian untuk berbuat. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak di kemudian hari.
Itulah penjelasan tentang Permasalahan Perkembangan Bahasa Anak Taman Kanak-kanak semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar