A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
B. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
- Investasi pada saham
- Pemberian kredit
- Kesehatan pemasok (supplier)
- Kesehatan pelanggan (customer)
- Kesehatan perusahan ditinjau dari karyawan
- Pemerintah
- Analisis internal
- Analisis pesaing
- Penilaian kerusakan
Metode analisis laporan keuangan diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu:
Metode analisis horizontal (dinamis)
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
Metode analisis vertikal (statis)
Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan menganalisis laporan keuangan pada tahun tertentu, membandingkan antar pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama.
D. Teknik Analisa Yang Biasa digunakan dalam Analisa Laporan Keuangan
1. Laporan Keuangan Komparatif
Langkah awal yang baik di dalam melakukan analisis laporan keuangan perusahaan dalah dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif, misalnya untuk dua atau tiga tahun atau lebih. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini akan dapat diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan, serta memberikan petunjuk yang berharga di dalam rangka memprediksi masa yang akan datang.
Pembandingan laporan keuangan untuk dua atau tiga dapat dilakukan dengan menghitung perubahan dari tahun ke tahun, baik dalam jumlah absolut (rupiah) maupun dalam persentase. Pembandingan untuk jangka waktu yang lama sebaiknya dilakukan dengan menggunakan tren.
Laporan Keuangan Komparatif
Neraca Komparatif (dalam ribuan)
Neraca
|
31 Desember
|
Perubahan
|
||
1996
|
1997
|
Rupiah
|
%
|
|
Kas
Piutang
Dagang
Persediaan
Tanah
Bangunan
Mebel
& Peralatan
Akumulasai
Depresiasi
Total
Aktiva
Utang
Lancar
Utang
Jangka Panjang
Modal
Total
Utang & Modal
|
Rp. 1.300
1.200
2.200
2.300
4.000
4.000
(1.000)
Rp.
14.000
2.500
4.500
7.000
Rp.
14.000
|
Rp.
1.200
1.000
2.600
3.700
4.000
5.000
(1.500)
Rp.
16.000
Rp. 2.200
6.000
7.800
Rp.
16.000
|
Rp.
(100)
(200)
400
1.400
0
1.000
500
Rp.
2.000
Rp. (300)
1.500
800
Rp.
2.000
|
(7,69)
(16,67)
18,18
60,86
0
25,00
50,00
14,29
(12,00)
33,33
11,42
14,29
|
Laporan Keuangan Komparatif
Laba/Rugi Komparatif (dalam ribuan)
Laba / Rugi
|
Tahun
|
Perubahan
|
||
1996
|
1997
|
Rupiah
|
%
|
|
Penghasilan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Langsung
Biaya Tak Langsung
Beban Tetap
Laba Sebelum Pajak
Pajak
(15%)
Laba
Bersih
|
Rp.
150.000
50.000
Rp.
100.000
(25.000)
(20.000)
(10.000)
Rp. 45.000
6.750
38.250
|
Rp.
200.000
60.000
Rp.
140.000
(34.000)
(28.000)
(14.000)
Rp.
64.000
9.600
54.400
|
Rp.
50.000
10.000
Rp.
40.000
9.000
8.000
4.000
Rp. 19.000
2.850
Rp.
16.150
|
33,33
20,00
40,00
36,00
40,00
40,00
42,22
42,22
42,22
|
Perubahan dalam rupiah perlu selalu diketahui agar diperoleh perspeksi yang tepat dan kesimpulan yang valid. Sedangkan perubahan dalam persentase dapat membantu menentukan berarti tidaknya (significance) perubahan tersebut.
Dari laporan keuangan komparatif tersebut diketahui bahwa perubahan dalam rupiah membantu analis untuk memfokuskan diri pada faktor-faktor kunci yang mempengaruhi posisi keuangan dan profitabilitas perusahaan. Misalnya selama tahun 1997 tanah mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.400.000,- yang diimbangi dengan peningkatan uatng jangka panjang Rp. 1.500.000,-.
2. Analisis Tren (Indexs)
Analisis tren merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan yang termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun).
Pada teknik analisis ini data laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentase atas dasar tahun dasar. Neraca dan laporan laba rugi yang disusun dalam persentase tren dapat memberikan informasi mengenai tingkat pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun. Berikut ini diilustrasikan laporan keuang yang disusun dalam persentase tren:
Dari laporan keuangan komparatif tersebut diketahui bahwa perubahan dalam rupiah membantu analis untuk memfokuskan diri pada faktor-faktor kunci yang mempengaruhi posisi keuangan dan profitabilitas perusahaan. Misalnya selama tahun 1997 tanah mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.400.000,- yang diimbangi dengan peningkatan uatng jangka panjang Rp. 1.500.000,-.
2. Analisis Tren (Indexs)
Analisis tren merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan yang termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun).
Pada teknik analisis ini data laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentase atas dasar tahun dasar. Neraca dan laporan laba rugi yang disusun dalam persentase tren dapat memberikan informasi mengenai tingkat pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun. Berikut ini diilustrasikan laporan keuang yang disusun dalam persentase tren:
NERACA
Neraca
|
31 Desember (Rupiah)
|
||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
|
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva Tetap
Akumulasai Depresiasi
Total Aktiva
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal
Total
Utang & Modal
|
100.000
150.000
200.000
200.000
(50.000)
600.000
150.000
250.000
200.000
600.000
|
110.000
155.000
225.000
225.000
(65.000)
650.000
200.000
250.000
200.000
650.000
|
120.000
185.000
250.000
270.000
(75.000)
225.000
275.000
200.000
700.000
|
140.000
200.000
270.000
260.000
(70.000)
800.000
250.000
250.000
300.000
800.000
|
160.000
175.000
380.000
250.000
(65.000)
900.000
200.000
300.000
400.000
900.000
|
LAPORAN LABA/RUGI
Laba / Rugi
|
Tahun (Rupiah)
|
||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
|
Penghasilan
Harga
Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya-biaya
Laba
Bersih
|
100.000
80.000
20.000
10.000
10.000
|
115.000
92.000
23.000
11.500
11.500
|
130.000
104.000
26.000
13.000
12.500
|
145.000
116.000
29.000
16.000
13.000
|
160.000
128.000
32.000
18.800
13.200
|
Perubahan pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi (khususnya kenaikan penjualan dan laba bersih)dapat ditempatkan dalam suatu perspektif yang tepat, dengan menyatakan kembali pos-pos tersebut kedalam persentase tren. Dengan menyusun kembali laporan keuanga dalam persentase akan dapat diperoleh informasi signifikan tidaknya perubahan-perubahan yang terjadi selam kurun waktu tertentu.
Apabila neraca dan laporan laba rugi ini dinyatakan dalam persentase tren dengan menggunakan tahun dasar tahun 1993, maka akan menjadi sebagai berikut:
Apabila neraca dan laporan laba rugi ini dinyatakan dalam persentase tren dengan menggunakan tahun dasar tahun 1993, maka akan menjadi sebagai berikut:
Neraca
|
31 Desember (Rupiah)
|
||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
|
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva Tetap
Akumulasai Depresiasi
Total Aktiva
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal
Total
Utang & Modal
|
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
|
110%
103%
113%
113%
130%
108%
133%
100%
100%
108%
|
120%
123%
125%
135%
150%
117%
150%
110%
100%
117%
|
140%
133%
135%
130%
140%
133%
167%
100%
150%
133%
|
160%
117%
190%
125%
130%
150%
133%
120%
200%
150%
|
LAPORAN LABA/RUGI
Laba / Rugi
|
Tahun (Rupiah)
|
||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
|
Penghasilan
Harga
Pokok Penjualan
Laba
Kotor
Biaya-biaya
Laba
Bersih
|
100%
100%
100%
100%
100%
|
115%
115%
115%
115%
115%
|
130%
130%
130%
135%
125%
|
145%
145%
145%
160%
130%
|
160%
160%
160%
188%
132%
|
Dari analisis trend ini tampak bahwa tingkat pertumbuhan penjualan selama lima tahun terakhir stabil, yaitu 15% per tahun. Pertumbuhan penjualan ini ternyata tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan laba bersih yang justru cenderung menurun (khususnya sejak tahun 1995). Penurunan tingkat pertumbuhan laba bersih ini disebabkan oleh naiknya tingkat pertumbuhan pada pos biaya, khususnya sejak tahun 1995, yang meningkat cukup tajam, yaitu 25% pada tahun 1996 dan 28% pada tahun 1997.
Untuk pos neraca selama lima tahun terakhir total aktiva meningkat 50%, yaitu 100% th 1993 menjadi 150% pd th 1997. Demikian pula dengan total utang dan modal. Kenaikan modal meningkat 50% pd th 1996 dan 1997. Utang lancar mengalami penurunan 34% th 1997. Pada pos aktiva persediaan mengalami peningkatan tajam 55% th 1997, aktiva tetap meningkat 22% pd th 1995.
3. Analisis Commen Size(Persentase per komponen)
Laporan keuangan dalam persentase per komponen (common size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Teknik analisis termasuk metode analisis vertikal. Pada Neraca misalnya aktiva dianggap bernilai 100% dan tiap pos pada kategori aktiva dinyatakan dalam persentase dari total aktiva.
Neraca yang disusun dalam common size dapat memberikan informasi:
Komposisi investasi (aktiva)yang dimiliki dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
Struktur modal (komposisi pasiva) dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang terhadap modal sendiri.
Untuk pos neraca selama lima tahun terakhir total aktiva meningkat 50%, yaitu 100% th 1993 menjadi 150% pd th 1997. Demikian pula dengan total utang dan modal. Kenaikan modal meningkat 50% pd th 1996 dan 1997. Utang lancar mengalami penurunan 34% th 1997. Pada pos aktiva persediaan mengalami peningkatan tajam 55% th 1997, aktiva tetap meningkat 22% pd th 1995.
3. Analisis Commen Size(Persentase per komponen)
Laporan keuangan dalam persentase per komponen (common size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Teknik analisis termasuk metode analisis vertikal. Pada Neraca misalnya aktiva dianggap bernilai 100% dan tiap pos pada kategori aktiva dinyatakan dalam persentase dari total aktiva.
Neraca yang disusun dalam common size dapat memberikan informasi:
Komposisi investasi (aktiva)yang dimiliki dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
Struktur modal (komposisi pasiva) dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang terhadap modal sendiri.
NERACA KOMPARATIF DALAM PERSENTASE PER KOMPONEN
Neraca
|
31
Desember
|
Common-Size
(%)
|
||
1996
|
1997
|
1996
|
1997
|
|
Kas
Piutang
Dagang
Persediaan
Tanah
Bangunan
Mebel
& Peralatan
Akumulasai
Depresiasi
Total
Aktiva
Utang
Lancar
Utang
Jangka Panjang
Modal
Total
Utang & Modal
|
Rp. 1.300
1.200
2.200
2.300
4.000
4.000
(1.000)
Rp.
14.000
2.500
4.500
7.000
Rp.
14.000
|
Rp.
1.200
1.000
2.600
3.700
4.000
5.000
(1.500)
Rp.
16.000
Rp. 2.200
6.000
7.800
Rp.
16.000
|
09,29
08,57
15,71
16,43
28,57
28,57
(7,14)
100%
17,86
32,14
50,00
100%
|
07,50
06,25
16,25
23,13
25,00
31,25
(9,38)
100%
13,75
37,50
48,75
100%
|
LABA/RUGI KOMPARATIF DALAM PERSENTASE PER KOMPONEN
Laba / Rugi
|
Tahun
|
Common-Size (%)
|
||
1996
|
1997
|
1996
|
1997
|
|
Penghasilan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Langsung
Biaya Tak Langsung
Beban Tetap
Laba Sebelum Pajak
Pajak
(15%)
Laba
Bersih
|
Rp.
150.000
50.000
Rp.
100.000
(25.000)
(20.000)
(10.000)
Rp. 45.000
6.750
38.250
|
Rp.
200.000
60.000
Rp.
140.000
(34.000)
(28.000)
(14.000)
Rp. 64.000
9.600
54.400
|
100,00
33,33
66,67
(16,67)
(13,33)
(6,67)
30,00
04,50
25,50
|
100,00
30,00
70,00
(17,00)
(14,00)
(07,00)
32,00
04,80
27,20
|
4. Analisis Rasio
Analisis Rasio dikelompokan dalam lima kategori:
Rasio Likuiditas : Mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Rasio Aktivitas : Mengukur efektifitas penggunaan aset dengan melihat aktivitas penggunaan aset.
Rasio Solvabilitas : Mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang.
Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) : Melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Rasio Pasar : Melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku.
Bila informasi ini bermanfaat silahkan dishare
Rasio Likuiditas : Mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Rasio Aktivitas : Mengukur efektifitas penggunaan aset dengan melihat aktivitas penggunaan aset.
Rasio Solvabilitas : Mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang.
Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) : Melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Rasio Pasar : Melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku.
Bila informasi ini bermanfaat silahkan dishare
0 komentar:
Posting Komentar