Pengertian Ideologi
Sebagaimana diketahui bahwa masalah ideologi bukan saja penting dalam lapangan kajian akademik, tetapi juga dalam kehidupan umat manusia. Secara akademik ideologi menjadi obyek kajian ilmu politik dan sosiologi. Sedangkan dalam praktek umat manusia, telah terjadi dua perang dunia yang menyengsarakan umat manusia, yaitu Perang Dunia I tahun 1914 – 1918 dan Perang Dunia II tahun 1939 – 1945. Kedua perang dunia ini tidak lepas dari adanya pertentangan ideologi yaitu Liberalisme, Naziisme dan Komunisme.Menurut Poespowardojo (1992) “Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagatraya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya itu seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Ideologi adalah suatu pilihan yang rasional dan penuh kesadaran dari seseorang atau sekelompok orang yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Fungsi Ideologi
Ideologi menurut Poespowardojo (1992) memiliki fungsi pokok sebagai berikut :- Memberikan struktur kongkrit, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
- Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
- Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
- Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
- Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
- Memberikan pendidikan bagi seseorang atas masyarakat untuk memahami, menghayati serta mengamalkan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Menurut Alfian (1992) “Suatu ideologi perlu mengandung tiga dimensi di dalam dirinya agar ia dapat memelihara relevansinya yang kuat terhadap perkembangan aspirasi masyarakatnya dan tuntutan perubahan zaman. Ketiga dimensi itu adalah : (1) dimensi idealisme, (2) dimensi realita, dan (3) dimensi fleksibilitas.
Apakah Pancasila merupakan ideologi terbuka ? Pertanyaan ini mendorong bangsa Indonesia untuk mengkaji dan merumuskannya. Sebab terdapat beberapa faktor yang mendorong pertanyaan tersebut, yaitu :
- Pertama, kenyataan bahwa masyarakat Indonesia berkembang secara cepat, masalah yang muncul tidak selamanya dapat dijawab secara ideologis oleh pemikiran ideologi sebelumnya.
- Kedua , bangkrutnya komunisme sebagai ideologi tertutup
- Ketiga , pengalaman sejarah sebagai bangsa Indonesia, Pancasila pernah menjadi ideologi yang disakralkan, sehingga kehilangan relevansinya dengan kenyataan bangsa Indonesia,
- Keempat, semangat bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai alternatif ideologi dunia, setelah kita melihat hampanya makna hakiki dan religiusitas dan ideologi liberalisme dan ingkar fitrahnya ideologi komunisme.
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain.
Untuk memahami ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan metode perbandingan, yaitu membandingkan dengan ideologi yang lain seperti liberalisme, komunisme, dan sosialisme. Dengan metode perbandingan ini, dapat dipahami karakteristik suatu ideologi yang membedakannya dengan ideologi lainnya dan dapat ditemukan keunggulan atau segi positifnya dan kelemahan atau segi negatifnya.Materi Ideologi Lainnya :
0 komentar:
Posting Komentar