Cooperative Learning, lahir dari acuan pendidikan berkelanjutan yang di arahkan oleh PBB. Berawal dari pendapat Delor et al:
Learning to know
Learning To do
Learning To be
Falsafah Dasar
“Getting Better Together”, yang berarti untuk mencapai sesuatu tujuan dengan nilai lebih baik dalam belajar dan bekerja seyogyanya dilakukan bersama sama.
Pandangan Cooperative Learning berpusat dari pendapat Learn To Live Together. Tetapi pusat pandangan ini juga, akan mendasari seseorang untuk menjadi dirinya sendiri dalam masyarakatnya (Learning To Be).
Cooperative Learning Dalam Proses Pembelajaran
Cooperative Learning dapat dimaknai sebagai: strategi belajar mengajar yang mengutamakan kebersamaan, saling bergotong royong, membantu antar sesama, dalam suatu kelompok, dua orang atau lebih, dalam belajar dan bekerja, yang terstruktur, terorganisasi untuk mencapai tujuan.
Baca Juga : Model Pembelajaran Penemuan Dicovery Learning
Baca Juga : Model Pembelajaran Penemuan Dicovery Learning
Keunggulan Cooperative Learning
Keunggulan dan keberhasilan dari proses belajar cooperatif learning, tergantung dari peran serta setiap individu dalam kelompok, sesuai dengan potensi dasar setiap individu untuk saling melengkapi dan saling mendukung dalam proses belajar atau bekerja untuk mencapai tujuan. Dengan pandangan cooperatif learning, keberhasilan proses belajar dengan mempergunakan pendekatan ini, tidak hanya ditentukan oleh potensi individual, tetapi merupakan kerja-sama atau olah aktifitas bersama, dalam suatu kelompok yang terorganisir dan terstruktur dengan baik.
Karakteristik Pendekatan Cooperative Learning
1. Individual Accountability: Setiap individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab menyelesaikan masalah yang dihadapi kelompoknya, ini berarti keberhasilan kelompok tergantung atas tanggung jawab setiap individu sebagai anggota
2. Social skills: meliputi seluruh kehidupan sosial, membentuk kesadaran sosial, saling menghargai, menumbuhkan saling pengertian dan dan saling memahami, belajar memikul tanggung jawab sesuai tugas masing masing, serta menerima hak dan kewajiban sesuai keberadaan setiap individu, untuk bekerja demi kepentingan bersama dalam kelompoknya.
3. Positive Interdependence: terdapat saling ketergantungan satu dengan yang lain didalam kelompok secara positif, setiap anggota harus memiliki kontribusi untuk mencapai keberhasilan. Kiat: berkolaborasi bukan berkompetisi
4. Group Processing: Proses memperoleh jawaban dari permasalahan untuk mencapai keberhasilan dan tujuan, dilaksanakan dengan kebersamaan oleh kelompok
Contoh Pendekatan Cooperatife Learning Dalam Pembelajaran Musik
Proses pembelajaran dan bekerja secara cooperatif learning sering dijumpai dalam proses bermusik. Beberapa contoh proses belajar diantaranya: mata kuliah combo dan hasilnya, yang mutlak merupakan cara belajar dan bekerja secara cooperatif learning . Demikian juga mata kuliah Paduan Suara, dan Orkes. Seluruh mata kuliah yang disebutkan diatas, keberhasilanya ditentuan oleh kerja kelompok, dan kontribusi setiap individu yang bekerja dalam kelompoknya, sesuai dengan fungsi setiap individu yang berkontribusi. Salah satu individu tidak laik untuk berkontribusi, maka hasil belajar atau berkarya akan memiliki kelemahan, dan kurang berhasil.
Baca Juga : Active Learning Model Pembelajaran Aktif
Baca Juga : Active Learning Model Pembelajaran Aktif
0 komentar:
Posting Komentar