Aspek keterampilan menyimak pada hakikatnya adalah melatih pendengaran dan daya ingatan. Aspek keterampilan menyimak bertujuan agar siswa mampu menangkap, memilih, memahami, mengingat, dan mengumpulkan informasi dari apa yang disimak atau didengar. Di kelas I-II pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara mendengarkan cerita yang disampaikan guru melalui storytelling untuk kemudian menjawab pertanyaan guru berkaitan dengan cerita tersebut, juga bisa melalui teknik bisik berantai ataupun dikte.
Aspek keterampilan berbicara berkaitan dengan ucapan baik ucapan bunyi-bunyi bahasa, kata, atau kalimat. Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan agar siswa (1) dapat mengucapkan/melafalkan dengan ucapan yang betul, (2) dapat melagukan kata/kalimat sesuai dengan konteks bahasa yang digunakan, (3) terampil menggunakan bahasa lisan secara teratur dan baik, dan (4) tumbuh keberaniannya untuk menyampaikan isi hati, ide, dan perasaannya. Kegiatan pembelajaran di kelas dapat dilakukan melalui kegiatan melafalkan kata/kalimat sesuai dengan gambar, melalui kegiatan bercerita/bercakap-cakap, tanya jawab, atau pemberian tugas yang menuntut kemampuan berbicara siswa.
Peningkatan kemampuan berbicara yang sekaligus diintegrasikan dengan keterampilan menyimak dapat dilakukan melalui penggunaan model belajar diskusi, pidato, dialog, bermain peran yang juga diperkaya melalui kegiatan simulasi kreatif bahasa (Roleplay) yang menyediakan beragam simulasi bahasa yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Begitu pula dengan materi pembelajaran kebahasaan dan kosakata secara implisit terintegrasi dalam uraian materi empat keterampilan berbahasa di atas. Adapun strategi lain yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa antara lain sebagai berikut.
a. Ulang – Ucap
Model ucapan adalah suara guru atau rekaman suara guru. Model ucapan yang diperdengarkan kepada siswa harus dipersiapkan dengan teliti. Suara guru harus jelas, intonasinya tepat, dan kecepatan berbicara normal.
b. Lihat – Ucap
Guru memperlihatkan kepada siswa benda tertentu kemudian siswa menyebutkan nama benda tersebut. Benda-benda yang diperlihatkan dipilih dengan cermat oleh guru disesuaikan dengan lingkungan siswa. Bila bendanya tidak ada atau tidak memungkinkan dibawa ke dalam kelas, benda tersebut dapat digantikan dengan tiruannya atau gambarnya.
c. Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan, atau mendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh memperhatikan sesuatu benda atau gambar benda, kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan atau gambarnya dengan teliti. Setelah itu siswa diminta menjelaskan atau memeriksa apa yang telah dilihatnya secara lisan.
d. Menjawab Pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara dapat dipancing untuk berbicara dengan menjawab sejumlah pertanyaan mengenai dirinya, misalnya, mengenai nama, usia, tempat tinggal, dan pekerjaan orang tua.
e. Bertanya
Melalui pertanyaan, siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap sesuatu. Tingkat atau jenjang pertanyaan yang diutarakan melambangkan tingkat kedewasaan siswa. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan yang diinginkannya. Anak kecil yang belajar mengenai lingkungannya sering bertanya “ini apa” atau “Itu apa”. Salah satu permainan bahasa yang dapat digunakan untuk latihan bertanya ialah Twenty Questions.
f. Pertanyaan Menggali
Salah satu cara membuat banyak berbicara ialah pertanyaan menggali. Jenis pertanyaan merangsang siswa banyak berpikir. Di samping memancing siswa berbicara, pertanyaan menggali juga dapat digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa terhadap suatu masalah.
g. Melanjutkan Cerita
Dua, tiga, empat orang siswa bersama-sama menyusun cerita secara spontan. Kadang-kadang guru boleh juga terlibat dalam kegiatan ini, misalnya, guru mengawali cerita dan cerita itu dilanjutkan siswa kedua, ketiga, dan diakhiri oleh siswa berikutnya.
h. Menceritakan Kembali
Guru mempersiapkan bahan bacaaan, siswa membaca bahan itu dengan saksama. Setelah itu guru meminta siswa menceritakan kembali isi cerita dengan kata-katanya sendiri.
i. Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara. Dalam percakapan ada dua kegiatan, yakni menyimak dan berbicara silih berganti. Suasana dalam percakapan biasanya akrab, spontan, dan wajar.
j. Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk, misalnya, memprosakan puisi atau sebaliknya mempuisikan prosa. Di sekolah kegiatan memprosakan puisi sering dilakukan daripada mempuisikan prosa.
k. Reka Cerita Gambar
Sebuah gambar atau rangkaian beberapa gambar merupakan sarana ampuh untuk memancing, mendorong, atau memotivasi seorang siswa untuk berbicara. Penghayatan atau pemahaman terhadap suatu gambar atau seri gambar akan berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya.
l. Bercerita
Kegiatan bercerita menuntun siswa kearah pembicaraan yang baik. Lancar bercerita berarti lancar berbicara. Dalam bercerita siswa dilatih berbicara jelas, intonasi yang tepat, urutan kata sistematis, menguasai pendengar, dan berperilaku menarik.
m. Memberi Petunjuk
Memberi petunjuk mengerjakan sesuatu, petunjuk mengenai arah atau letak suatu tempat menuntut sejumlah persyaratan. Petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat. Siswa yang sering berlatih memberi petunjuk secara lisan akan mendapat keuntungan keterampilan berbicara.
n. Melaporkan
Melaporkan berarti menyampaikan gambaran, lukisan, atau peristiwa terjadinya sesuatu. Hal yang dilaporkan dapat berwujud bermacam-macam, misalnya, pertandingan olah raga.
o. Bermain Peran
Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa.
p. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Pewawancara biasanya wartawan atau penyiar radio atau televisi. Orang yang diwawancara adalah orang yang berprestasi, ahli, atau istimewa. Melalui kegiatan latihan berwawancara siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.
q. Diskusi
Diskusi adalah proses perlibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah dicapai melalui tukar pendapat. Diskusi merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan keterampilan berbicara. Berlatih diskusi berarti berlatih berbicara.
r. Bertelepon
Bertelepon adalah percakapan antara pribadi dalam jarak jauh. Komunikasi ini sejenis komunikasi lisan jarak jauh. Ciri khas bertelepon ialah berbicara jelas, singkat, dan lugas.
s. Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah mementaskan lakon atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Melalui dramatisasi siswa dilatih mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan.
0 komentar:
Posting Komentar