Berbeda dengan IPS atau social studies, istilah Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) adalah terjemahan dari social sciences. Disamping ilmu-ilmu sosial terdapat pula ilmu-ilmu alam (sciences) dan humaniora. Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yang meliputi Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara humanitis terdiri, antara lain, Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuan dan humaniora ini berakar pada suatu bidang yang disebut Filsafat. Setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya semua disiplin itu berhulu pada ajaran Agama.
Dalam struktur disiplin ilmu baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan, belum ditemukan adanya nama social studies ataupun pendidikan IPS sebagai sub disiplin ilmu. Hal ini mungkin terjadi karena social studies adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu (Somantri, 2001:89). Namun demikian, sampai saat ini peran ilmu-ilmu sosial tetap menjadi konten utama untuk social studies atau PIPS. Pembahasan pada bagian ini secara khusus difokuskan pada disiplin ilmu-ilmu sosial terutama yang memberikan kontribusi pada pengembangan program social studies. Ada beberapa pengertian ilmu-ilmu sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Norman Mac kenzie (1966:7), misalnya merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai “all the academic disciplines which deal with men in their social context”, artinya semua disiplin akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks sosial. Bernard Mausner (1979:1) menegaskan bahwa “the social sciences represent yet another attempt to solve the puzzles inherent in the situation of man in society.” Harold Kincaid (1996:6) mengemukakan “Social science should describe how institutions relate to and influence one another, how social structure develop and change, and how those institutions and structures influence the fate of individuals.”
Selain mengkaji perilaku manusia, disiplin ilmu-ilmu sosial memandang situasi peristiwa umat manusia dari perspektif yang agak berbeda dan unik. Karena ada perbedaan persepsi maka metodologi dan teknik penelitiannya pun berbeda. Setiap disiplin ilmu sosial memiliki konsep-konsep, generalisasi dan teori yang dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan disain maupun dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPS pada sekolah dasar dan menengah. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah memerinci sekitar 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan program social studies yang meliputi: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Filsafat, Ilmu Politik, Psikologi, dan sosiologi. Pada hakikatnya, semua disiplin ilmu sosial tersebut memiliki obyek kajian yang sama, yakni manusia.
Kontribusi ilmu-ilmu sosial dalam pengembangan pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah tidak diragukan lagi sebagaimana pentingnya teori dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial. Namun, perlu ada klarifikasi tentang teori, khususnya teori ilmu sosial dalam konteks PIPS. Banks (1990:103) menyatakan bahwa ”social studies educators have done relatively little work related to the teaching of theories to students”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa teori ilmu sosial belum banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran IPS. Apakah kenyataan ini berarti bahwa teori tidak penting dalam proses pembelajaran? Lebih lanjut, Banks mengakui bahwa sebenarnya banyak ahli yang menyarankan agar para pengembang kurikulum melakukan identifikasi terhadap teori-teori ilmu sosial yang dapat membantu para siswa dalam mengambil keputusan dan belajar konsep dan generalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar