Istilah Dan parameter Yang Berkaitan Dengan Gempa Bumi | Biasa Membaca -->

Istilah Dan parameter Yang Berkaitan Dengan Gempa Bumi

Meskipun gempa bumi merupakan peristiwa geologi, namun dampak yang diakibatkannya bersifat menyeluruh. Oleh sebab itu bidang bidang lain di luar geologi, terutama Teknik Sipil, Pertambangan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) serta lembaga-lembaga yang berkaitan dengan masalah bencana alam, juga berkepentingan untuk dapat memahaminya, setidaknya mengenai peristilahan dan parameter-parameter gempa bumi yang sering digunakan. Dalam banyak laporan teknik dan sejenisnya kerap kali dijumpai istilah-istilah yang membingungkan mengenai parameter-parameter gempa bumi. Oleh karena itu kiranya perlu dijelaskan beberapa istilah dan parameter yang berkaitan dengan gempa bumi.
Istilah Dan parameter Yang Berkaitan Dengan Gempa Bumi
1. Hipocentrum

Hipocentrum (hypocentre) adalah pusat gempa bumi, yaitu tempat terjadinya perubahan lapisan batuan atau dislokasi di dalam bumi sehingga menimbulkan gempa bumi. Howell (1969) telah membagi jenis-jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman hipocentrumnya, yaitu :
• Gempa bumi dangkal (normal), pusatnya < 70 km.
• Gempa bumi sedang (intermedier), pusatnya 70 - 300 km.
• Gempa bumi dalam, pusatnya 300 – 700 km.

Kebanyakan gempa bumi yang terjadi pusatnya terletak dekat permukaan bumi pada kedalaman rata-rata 25 kilometer, dan berangsur ke bawah tidak lebih dari 700 km. Gempa bumi dangkal cenderung lebih kuat dari pada gempa bumi dalam, oleh sebab itu gempa bumi dangkal lebih banyak menyebabkan kerusakan. Getaran yang terjadi di hipocentrum merambat ke permukaan bumi dengan dua macam gelaombang, yaitu:

o Gelombang longitudinal, atau gelombang primer (P) dengan kecepatan rambat 7,5-14 km./detik. Gerakannya searah dengan jurus pukulan.

o Gelombang transversal, atau gelombang sekunder (S) dengan kecepatan rambat 3,5-7 km./detik. Gerakannya tegak lurus terhadap jurus pukulan, bersifat merusak.

Bila hiposentrum terletak di dasar laut maka getaran gempa bumi yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan ketinggian mencapai puluhan meter. Gelombang air laut yang besar seperti ini dinamakan tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala suatu yang berada di tepi pantai.

baca juga : 4 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Menurut Ilmu Geografi

2. Epicentrum

Epicentrum (epicentre) adalah tempat di permukaan bumi yang letaknya terdekat terhadap hipocentrum. Letak epicentrum tegak lurus terhadap hipocentrum, dan sekitar daerah ini pada umumnya merupakan wilayah yang paling besar merasakan getaran gempa bumi.

Daerah sekitar epicentrum yang terhebat menderita kerusakan akibat gempa bumi dinamakan macroseisme yang dibatasi oleh suatu garis yang disebut pleistosiste.
3. Homoseiste

Tempat-tempat di permukaan bumi yang berjarak sama terhadap hipocentrum akan merasakan getaran gempa bumi pada saat yang bersamaan. Garis-garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang merasakan getaran gempa bumi pada saat yang sama disebut homoseiste. Sedangkan garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang merasakan kekuatan gempanya sama, dinamakan isoseismik atau isoseisme.

4. After Shock

Suatu gempa bumi yang terjadi dapat mempengaruhi sumber-sumber gempa bumi lainnya yang lokasinya berdekatan. Akibatnya akan memicu terjadinya gempa bumi lain yang dinamakan after shock. Sebenarnya terkadang sulit membedakan antara after shok dan susunan gempa bumi lainnya, yaitu yang sama sekali tidak disebabkan oleh gempa bumi yang pertama.

5. Teduh Seisma

Inti bumi yang tersusun atas Ni-Fe merupakan bagian yang tidak dapat ditembus oleh rambatan gelombang gempa bumi. Hal ini menye-babkan adanya tempat-tempat di permukaan bumi yang tidak mengalami getaran apabila terjadi suatu gempa bumi. Daerah tersebut dinamakan teduh seisma (shadow zone), pada umumnya terletak pada posisi antara 103o – 140o dari hipocentrum. Daerah teduh seisma hanya merasakan getaran gelombang P yang sangat lemah, sedangkan gelombang S sama sekali tidak terasa.

6. Intensitas Gempa bumi

Intensitas gempa bumi adalah cerminan pengaruh goncangan gempa bumi terhadap tingkat kerusakan sarana dan prasarana. Beberapa faktor yang mempengaruhi rusaknya sarana dan prasarana adalah rekayasa bangunan, jarak dari pusat gempa dan sifat batuan. Besarnya intensitas atau kekuatan gempa bumi diukur dengan suatu alat yang dinamakan seismograf. Data hasil catatan seismograf yang berupa grafik dinamakan seismogram. Skala Richter atau Richter Magnitude adalah metode untuk menentukan besarnya energi yang dilepaskan di pusat gempa bumi. Perkiraan tersebut diformulasikan sebagai berikut :

Log E = 11,4 + 1,5 M
dimana : E = energi (erg)
              M = Richter magnitude

Skala Modified Mercalli (MMI) digunakan untuk melukiskan goncangan gempa bumi secara kualitatif. Terdiri atas 12 skala (1 sampai 12). Semakin besar skala maka semakin besar pula gempa bumi yang dilukiskannya. Skala MMI diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902, yang didasarkan pada kumpulan pengamatan orang-orang yang pernah mengalami kejadian gempa bumi dan tingkat kerusakan sarana dan prasarana yang diakibatkan kejadian gempa bumi. 

7. Rekayasa bangunan

Konstruksi bangunan sangat berpengaruh terhadap kekuatan bangunan dalam menahan goncangan gempa bumi. Jika kualiatan bangunan memenuhi standar bangunan tahan gempa, maka bangunan tersebut dapat bertahan terhadap goncangan gempa bumi.

8. Jarak dari pusat gempa bumi

Semakin jauh dari pusat gempa bumi, goncangan gempa bumi akan semakin lemah, sehingga efek terhadap bangunan akan semakin kecil. Efek kerusakan akibat gempa bumi bersifat konsentris (melingkar) mengikuti kaidah perambatan gelombang gempa.
9. Sifat batuan
Bangunan yang didirikan di atas lahan yang bersifat kompak dan keras akan lebih tahan terhadap goncangan gempa bumi dibanding dengan bangunan yang didirikan di atas batuan yang bersifat lunak (urai), Kasus pada gempa bumi yang melanda Yogyakarta 26 Mei 2006 daerah daerah Bantul mengalami kerusakan bangunan paling parah dan korban yang lebih banyak dibandingkan dengan kota Yogyakarta, karena daerah bantul terletak di atas batuan urai.

selanjutnya : Beberapa Kejadian Gempa Besar Yang Terjadi Di Dunia

Istilah Dan parameter Yang Berkaitan Dengan Gempa Bumi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: khadhika

0 komentar:

Posting Komentar

BERLANGGANAN GRATIS

Silahkan masukan e-mail anda untuk mendapatkan kiriman materi pelajaran terbaru dari biasamembaca.blogspot.com gratis langsung ke e-mail anda

Dikirim oleh biasamembaca.com