Setiap
manusia memiliki “harga diri” dengan “harga” diri tersebut manusia akan
mampu memapah langkah kehidupannya dengan penuh optimis. Perilaku
manusia akan bermakna dengan bernilai manakala orang tersebut mampu
menjauhi sifat rakus, tamak dan serakah dalam hidupnya. Seseorang tidak
dibenarkan bersikap takabur dan ekstrim dalam mencapai tujuan hidupnya,
karena manusia bukan yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam
hidup ini.
Karena itu hidup ini harus dijalani dengan penuh kewajaran dan mengindari sikap ekstrim, walaupun untuk kebaikan sekalipun. Perbuatan baik harus dilakukan secara terus menerus tanpa selalu mengharapkan balas jasa atau pengakuan orang lain.
Bila dilihat secara evidentif - Faktual kondisi bangsa kita sekarang ini, ternyata masih ada kelompok orang (walaupun bisa dikatakan sudah jarang), yaitu kelompok orang-orang yang tidak mendapatkan penghargaan atas karya dan perbuatan positifnya, walaupun mereka tidak mendapat penghargaan, akan tetapi penghargaan tersebut selalu ada dihati mereka, salah satu contohnya adalah para pahlawan nasional bangsa Indonesia, yang telah berjasa membela Negara hingga titik darah penghabisan, namun mereka tidak pernah mendapatkan apapun apalagi menikmatinya. Namun jasa mereka tetap dikenang sepanjang masa.Sebab dalam diri mereka tertanam ‘nilai kehidupan’ yang dilandasi keimanan terhadap Allah SWT, sehingga tidak ada yang mereka dambakan adalah kasih-sayang-Nya semata. Sebab perhatian dan kasih sayang manusia hanya sementara, sedangkan kasih sayang sang pencipta selamanya, dan tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Sebagai contoh pendiri Negara kita (The founding Father) dalam menetapkan pancasila sebagai dasar Negara yang kemudian oleh MPR dikukuhkan dan ditetapkan kedudukannya sebagai pandangan hidup dan dasar Negara.Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup suatu bangsa tiada lain adalah konstalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu. Untuk mewujudkannya dengan kata lain pandangan hidup suatu bangsa ialah pandangan tentang nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh bangsa itu. Misalnya orang yunani kuno menganggap bahwa tubuh yang sehat adalah nilai yang tinggi, bangsa eropa mementingkan nilai pengetahuan yang menghasilkan aliran rasionalisme di eropa barat.Bangsa amerika menjunjung nilai kerja praktis dan hal-hal yang berguna sebagai nilai yang paling benar (Pragmatisme) dan bangsa Indonesia menganggap nilai-nilai pancasila sebagai nilai luhur bangsanya.
Para pendahulu-pendahulu kita baik yang berada di negeri kita maupun di Negara lain adalah sebagai peletak dasar wujud nilai-nilai yang ada saat ini. dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah.
Karena itu hidup ini harus dijalani dengan penuh kewajaran dan mengindari sikap ekstrim, walaupun untuk kebaikan sekalipun. Perbuatan baik harus dilakukan secara terus menerus tanpa selalu mengharapkan balas jasa atau pengakuan orang lain.
Bila dilihat secara evidentif - Faktual kondisi bangsa kita sekarang ini, ternyata masih ada kelompok orang (walaupun bisa dikatakan sudah jarang), yaitu kelompok orang-orang yang tidak mendapatkan penghargaan atas karya dan perbuatan positifnya, walaupun mereka tidak mendapat penghargaan, akan tetapi penghargaan tersebut selalu ada dihati mereka, salah satu contohnya adalah para pahlawan nasional bangsa Indonesia, yang telah berjasa membela Negara hingga titik darah penghabisan, namun mereka tidak pernah mendapatkan apapun apalagi menikmatinya. Namun jasa mereka tetap dikenang sepanjang masa.Sebab dalam diri mereka tertanam ‘nilai kehidupan’ yang dilandasi keimanan terhadap Allah SWT, sehingga tidak ada yang mereka dambakan adalah kasih-sayang-Nya semata. Sebab perhatian dan kasih sayang manusia hanya sementara, sedangkan kasih sayang sang pencipta selamanya, dan tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Sebagai contoh pendiri Negara kita (The founding Father) dalam menetapkan pancasila sebagai dasar Negara yang kemudian oleh MPR dikukuhkan dan ditetapkan kedudukannya sebagai pandangan hidup dan dasar Negara.Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup suatu bangsa tiada lain adalah konstalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu. Untuk mewujudkannya dengan kata lain pandangan hidup suatu bangsa ialah pandangan tentang nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh bangsa itu. Misalnya orang yunani kuno menganggap bahwa tubuh yang sehat adalah nilai yang tinggi, bangsa eropa mementingkan nilai pengetahuan yang menghasilkan aliran rasionalisme di eropa barat.Bangsa amerika menjunjung nilai kerja praktis dan hal-hal yang berguna sebagai nilai yang paling benar (Pragmatisme) dan bangsa Indonesia menganggap nilai-nilai pancasila sebagai nilai luhur bangsanya.
Para pendahulu-pendahulu kita baik yang berada di negeri kita maupun di Negara lain adalah sebagai peletak dasar wujud nilai-nilai yang ada saat ini. dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah.
- Seberapa pentingkah tata nilai dalam kehidupan?
- Solusi apa yang diperlukan untuk membangun nilai dalam kehidupan?
- Tata nilai pokok apa saja dalam kehidupan?
0 komentar:
Posting Komentar