PERSEDIAAN
A.
Pengertian Persediaan
Persediaan adalah meliputi semua barang yang
dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual dalam siklus
operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak
untuk dijual tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.
Masalah
dalam penilaian persediaan:
1. Menentukan
dan mengidentifikasi fisik (baik jenis maupun kuantitas)
2. Menentukan
biaya yang akan dipakai sebagai dasar penilaian terhadap persediaan
Pada akhir periode tahun buku, ada kemungkinan
(a) perusahaan menguasai/memegang barang yang bukan miliknya dan (b) Memiliki
barang yang tidak berada di perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya ketelitian
di dalam penentuan hak kepemilikan. Berkaitan dengan hal ini perlu diperhatikan
item-item berikut ini:
·
Barang Konsinyasi (Consigned Goods). Tidak semua
barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan,
misalnya barang titipan dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas
nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi (consignment in)
tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya utk barang yang
sifatnya consigment out, yang s.d. tgl neraca belum terjual harus
dicantumkan di Neraca.
·
Barang dalam perjalanan (Goods in transit).
Masalah kepemilikannya sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah
o Fob
Shipping Point Berdasarkan perjanjian ini, apabala ada barang
yang masih dalam perjalanan diakui menjadi milik pembeli. Sehingga harus tampak
di Neraca
o
Fob Destination Berdasarkan
perjanjian ini, barang yang dibeli secara sah menjadi milik pembeli saat barang
tsb sampai di gudang pembeli. Barang dalam perjalanan tidak boleh diakui
sebagai hak milik.
B.
Sistem Pencatatan (administrasi) Persediaan:
1. Sistem
fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini
persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.
Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara periodik. Dalam sistem ini
pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu
prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory
procedure) untuk dapat menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan
dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik ini dipakai sebagai dasar
penentuan nilai persediaan
2. Sistem
perpetual (perpetual inventory system), Pencatatan terhadap mutasi
persediaan selalu diikuti secara konsisten, dengan mencatat semua transaksi
yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya persediaan. Penghitungan fisik
persediaan menjadi tidak wajib diselenggarakan (mandatory procedure).
C.
Asumsi Aliran biaya (Cost Flow Assumption)
Perusahaan memiliki persediaan yang cukup banyak.
Persediaan didapat dari beberapa pembelian yang telah dilakukan, dengan waktu
dan biaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian biaya persediaan
harus didasarkan pada asumsi aliran biaya. Asumsi aliran biaya ada 4 metode,
yaitu:
1. Identifikasi
khusus
2. FIFO
(First In First Out)
3. LIFO
(Last In First Out)
4. Rata-rata
(Average)
D.
Mengestimasi Persediaan
Penghitungan persediaan secara fisik mungkin saja tidak dapat dilakukan misalnya
karena kebakaran dan bencana alam sehingga diperlukan estimasi. Terdapat dua
kemungkinan mengapa persediaan perlu diestimasi yaitu
1. Manajemen
menginginkan laporan keuangan per bulan, per kuartal, namun perhitungan
persediaan fisik dihitung hanya sekali setahun.
2. Musibah
seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran yang menyebabkan perhitungan fisik
mustahil dilakukan.
Terdapat
dua metode untuk mengestimasi persediaan yaitu dengan:
a. Metode
laba kotor
Metode
laba kotor ini mengestimasi harga pokok persediaan dengan menggunakan
persentase laba kotor terhadap penjualan bersih. Langkah yang perlu dilakukan dalam
mengestimasi ini adalah sebagai berikut:
o
Penjualan bersih dikurangkan dengan estimasi laba
kotor sehingga menghasilkan estimasi harga pokok penjualan.
o
Harga pokok barang tersedia dijual dikurangkan
pada estimasi harga pokok penjualan sehingga menghasilkan estimasi harga pokok
persediaan akhir.
b. Metode
persediaan eceran
Metode
ini banyak digunakan untuk perusahaan-perusahaan atau toko-toko ritel karena
beraneka ragamnya jenis persediaaan yang dimilikinya. Untuk menggunakan metode
ini catatan perusahaan harus menunjukkan baik harga pokok maupun harga
ecerannya dari barang yang tersedia untuk dijual. Untuk menggunakan metode ini
dapat dilakukan dengan:
o
Harga eceran barang yang tersedia untuk dijual
dikurangkan dengan penjualan bersih yang menghasilkan harga eceran persediaan
akhir.
o
Harga pokok eceran barang yang tersedia untuk
dijual dibagi harga eceran barang yang tersedia untuk dijual menghasilkan rasio
harga pokok terhadap harga eceran
o
Harga eceran persediaan akhir dikali rasio harga
pokok terhadap harga eceran yang menghasilkan estimasi harga pokok persediaan
akhir.
0 komentar:
Posting Komentar