Pengertian Nilai, Norma dan Moral Dalam PKn | Biasa Membaca -->

Pengertian Nilai, Norma dan Moral Dalam PKn

Kata value, berasal dari bahasa Latin valare atau bahasa Prancis Kuno valoir yang artinya nilai. Sebatas arti denotatifnya, valare, valoir, value atau nilai dapat dimaknai sebagai harga. Hal ini selaras dengan definisi nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:690) yang diartikan sebagai harga (dalam arti taksiran harga).Namun kalau kata tersebut sudah dihubungkan dengan suatu obyek atau dipersepsi dari suatu sudut pandang tertentu, harga yang terkandung di dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam.Harga suatu nilai hanya akan menjadi persoalan ketika hal itu diabaikan sama sekali. Maka manusia dituntut untuk menempatkannya secara seimbang atau memaknai harga-harga lain, sehingga manusia diharapkan berada dalam tatanan nilai yang melahirkan kesejahteraan dan kebahagiaan.
Pengertian Nilai, Norma dan Moral Dalam PKn
Apabila kita melihat pengertian nilai secara umum, nilai sering diartikan sebagai sebuah harga. Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh A Club of Rome (UNESCO; 1993) nilai diuraikan dalam dua gagasan yang saling berseberangan. Disatu sisi, nilai dibicarakan sebagai nilai ekonomi yang disandarkan pada nilai produk, kesejahteraan, dan harga, dengan penghargaan yang demikian tinggi pada hal yang bersifat material. Sementara dilain hal, nilai digunakan untuk mewakili gagasan atau makna yang abstrak dan tak terukur dengan jelas. Nilai yang abstrak dan sulit diukur itu, antara lain keadilan, kejujuran, kebebasan, kedamaian, dan persamaan. Dikemukakan pula, sistem nilai merupakan sekelompok nilai yang saling berkaitan satu dengan lainnya dalam sebuah sistem yang saling menguatkan dan tidak terpisahkan. Nilai-nilai itu bersumber dari agama maupun dari tradisi humanistik.

Untuk membantu lebih memahami makna dan hakikat nilai, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian nilai menurut para ahli, sebagai berikut:

a. Menurut Sumantri (1993:3).

Nilai merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati (potensi).

b. Menurut Mulyana (2004:11)

Nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata ‘ya’.

c. Menurut Fraenkel (1977:6)

A value is an idea-a concept-about what someone thinks is importent in life (Nilai adalah idea atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang).

d. Menurut Kupperman (Mulyana;2004:9).

Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihan diantara cara-cara tindakan alternatif. Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang mempengaruhi prilaku manusia. Pendekatan yang melandasi definisi ini adalah pendekatan sosiologis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan terpenting dalam kehidupan sosial akan membuat seseorang menjadi tenang dan membebaskan dirinya dari tuduhan yang tidak baik.

Baca Juga : Gerakan Pendidikan Kewarganegaraan

e. Milton Rokeah (Djahiri;1985:20)

Nilai adalah suatu kepercayaan/keyakinan yang bersumber pada sistem nilai seseorang, mengenai apa yang patut dilakukan seseorang atau mengenai apa yang berharga dari apa yang tidak berharga.

f. Lorens Bagus (2002) 

Nilai adalah the addressee of a yes. sesuatu atau alamat yang ditujukan dengan kata ‘ya’. Hans dalam bukunya Kamus Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu sebagai berikut:
1) Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere (berguna, mampu, berdaya, berlaku, kuat).
2) Nilai ditinjau dari segi harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan.
3) Nilai ditinjau dari segi keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negatif”. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negatif” atau “tidak bernilai”.
4) Nilai ditinjau dari sudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-benda material, pertama kali menggunakan secara umum kata ‘nilai’.

g. Jonas (Mulyana,2004:9).

Dengan kata lain nilai adalah sesuatu yang kita iyakan atau sesuatu yang kita setujui, sedangkan sesuatu yang tidak kita setujui seperti sakit, penderitaan atau kecelakaan adalah non nilai atau disvalue. Sesuatu yang kita iakan selalu bersifat positif atau kita sebut nilai positif dan yang tidak kita setujui dikenal dengan istilah nilai negatif

h. Menurut Gordon Allfort (Mulyana,2004:9).

Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Definisi ini dilandasi oleh pendekatan psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil proses psikologis. Termasuk kedalam wilayah ini seperti hasrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif.

i. Menurut Lasyo (1999:9).

Nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkahlaku atau perbuatanya.

j. Menurut Cheng (Lasyo,1999:1)

Nilai merupakan sesuatu yang potensial dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki

k. Menurut Kluckhohn (Mulyana,2004:10)

Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir.

Baca Juga : Sejarah Kewarganegaraan


Definisi yang dikemukakan oleh Klukhon ini berimplikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya, seperti yang diungkap oleh Brameld dalam bukunya tentang landasan-landasan budaya pendidikan, dia mengungkapkan ada enam implikasi terpenting yaitu sebagai berikut:
1) Nilai merupakan konstruksi yang melibatkan proses kognitif (logis dan rasional) dan proses ketertarikan dan penolakan menurut kata hati.
2) Nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila diverbalisasi.
3) Apabila hal itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh individu atau kelompok.
4) Karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa pada dasarnya disamakan (equated) dari pada diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan sistem kepribadian dan sosio budaya untuk mencapai keteraturan atau mengahargai orang lain dalam kehidupan sosial
5) Pilihan di antara nilai-nilai alternatif dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan antara (means) dan tujuan akhir (ends), dan.
6) Nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang sama ia adalah norma-norma yang telah disadari.

l. Menurut Kattsoff (Soemargono,2004:318).

Nilai sangat erat kaitannya dengan kebaikan atau dengan kata ‘baik’, walaupun fakta baiknya bisa berbeda-beda satu sama yang lainnya.

m. Menurut Djahiri (1996: 17).

Nilai adalah harga yang diberikan oleh seseorang/sekelompok orang terhadap sesuatu (materiil-immateriil, personal, kondisional) atau harga yang dibawakan/tersirat atau menjadi jati diri dari sesuatu.


n. Menurut Bartens (2004:5).

Nilai memiliki 3 (tiga) ciri, yaitu 1) nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai, maka nilai juga akan tidak ada. Beliau memberikan ilustrasi entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap meletus. Tapi untuk dapat dinilai sebagai ‘indah’ atau ‘merugikan’ gunung berapi itu memerlukan subyek untuk menilai; 2) nilai tampil dalam suatu konteks praktis; dan 3) nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek.

o. Menurut Cheng (Lasyo (1999:1)

Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki.

p. Menurut Dictionary of Sociology and Related Science (Kaelan, 2002:174)

Value, ........ , the believed capacity of any object to satisfy human desire, the quality of any object which causes it to be of interest to an individual or a group. (Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok).

q. Vijay Sathe (Nadraha,1997:17)

Values is basic assumption aboutb what ideals are desirable or worth striving for

r. Danandjaja (1986:22)

Pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar.

Salah satu cara yang sering digunakan untuk menjelaskan apa itu nilai adalah memperbandingkannya dengan fakta. Jika berbicara tentang fakta maka itu adalah sesuatu yang ada dan terjadi. Tetapi jika berbicara dengan nilai, maka itu adalah sesuatu yang berlaku, mengikat, dan mengimbau. Nilai berperan dalam suasana apresiasi atau penilaian dan akibatnya sering akan dinilai secara berbeda dari orang lain. Salah satu ilustrasi mengenai fakta dan nilai adalah terjadinya gempa di Yogjakarta. Hal itu merupakan suatu fakta yang dapat di ukur dengan 6,9 skala richter dengan terjadinya retakan di dasar laut pantai selatan. Di lain hal, gempa itu bisa juga dilihat sebagai nilai atau menjadi obyek penilaian. Bagi fotografer kejadian itu adalah sangat bernilai untuk diabadikan sebagai kejadian langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bagi mereka yang teguh imannya menganggap gempa adalah ujian keimanan. Oleh karena itu nilai selalu berkaitan dengan penilaian seseorang sedangkan fakta menyangkut ciri-ciri obyektif.

Itulah penjelasan tentang Pengertian Nilai, Norma dan Moral dalam PKn semoga bermanfaat.

selanjutnya : Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

1 komentar: