A. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk.(1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Schramm (1977) menjelaskan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media juga merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977). Selain itu media merupakan saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969). Dari beberapa pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk.(1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Schramm (1977) menjelaskan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media juga merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977). Selain itu media merupakan saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969). Dari beberapa pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam kaitannya dengan peranan media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa fungsi media pembelajaran sebagai berikut:
- Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
- Sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. 3. Selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
- Untuk mempercepat proses belajar.
- Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
- Dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
a. Media visual
Media visual dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Media visual yang diproyeksikan (projected visual) Pada dasarnya media visual ini menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layer (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak (motion pictures). Jenis alat proyeksi yang saat ini bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran diantaranya adalah OHP, slide projector, LCD, dan filmstrips.
2. Media visual tidak diproyeksikan (non projected visual) Jenis media visual tidak diproyeksikan, terdiri atas:
a. Gambar fotografik
Fotografik ini termasuk ke dalam gambar diam/mati, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Grafis (graphic)
Merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Jenis media grafis yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah grafik, bagan, diagram, poster, kartun/karikatur, dan komik.
c. Media tiga dimensi
Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa (direct experiences). Media model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata. Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.
b. Media audio
Media audio adalah media yamg mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara, CD audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
c. Media audiovisual
Sesuai dengan namanya, media merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Apabila menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Contohnya program video/televise pendidikan, video/televise instruksional, program slide suara, dan program CD interaktif.
5. Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, sifat dari bahan ajar, karakteristik sasaran belajar (siswa), dan kondisi tempat/ruangan. Yang menjadi pertimbangan antara lain: kesederhanaan, menarik perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna), direncanakan dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar. Dalam melaksanakan tindakan perbaikan, penulis menggunakan media visual yang tidak diproyeksikan.
B. METODE MENGAJAR
1. Pengertian Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajara yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa, diantaranya sebagai berikut:
1. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahusiswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
2. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
3. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu.
5. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri) terhadap sesuatu topic permasalahan.
6. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.
7. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
8. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
9. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
2. Fungsi Metode Mengajar
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi siswa.
2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Faktor-faktor Metode Mengajar
Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa.
2. Karakteristik bahan pelajaran/materi pelajaran.
3. Waktu yang digunakan.
4. Faktor siswa
5. Fasilitas, media, dan sumber belajar.
4. Jenis-jenis Metode Mengajar
1. Metode ceramah
Merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Bentuk penyampaiannya sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehiingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.
1.1. Karakteristik metode ceramah
- Bersifat memberi informasi.
- Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal.
- Lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
- Perlu adanya dukungan kondisi yang efektif dari guru.
1.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran ceramah
- Guru menguasai teknik-teknik ceramah yang dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa.
- Guru mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pembelajaran.
- Guru menguasai materi pelajaran.
- Guru menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik.
- Guru menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.
- Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru.
- Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
- Siswa memiliki emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.
1.3. Keunggulan metode ceramah
- Dianggap ekonomis waktu dan biaya.
- Target jumlah siswa akan lebih banyak.
- Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan.
- Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan.
1.4. Kelemahan metode ceramah
- Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik.
- Kemungkinan menimbulkan verbalisme.
- Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total.
- Peran guru lebih banyak sebagi sumber pelajaran.
- Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan.
2. Metode Diskusi
Merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil, kelompok sedang, dan kelompok besar ataupun diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.
2.1 Karakteristik metode diskusi
- Bahan pelajaran dikemukakan dalam topic permasalahan..
- Adanya pembentukan kelompok.
- Kelancaran kegiatan diskusi ditentukan oleh moderator.
- Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
- Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
- Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.
- Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
- Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
- Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
- Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.
- Membangkitkan motivasi belajar siswa.
- Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
- Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.
- Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.
- Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
a. Media visual
Media visual dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Media visual yang diproyeksikan (projected visual) Pada dasarnya media visual ini menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layer (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak (motion pictures). Jenis alat proyeksi yang saat ini bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran diantaranya adalah OHP, slide projector, LCD, dan filmstrips.
2. Media visual tidak diproyeksikan (non projected visual) Jenis media visual tidak diproyeksikan, terdiri atas:
a. Gambar fotografik
Fotografik ini termasuk ke dalam gambar diam/mati, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Grafis (graphic)
Merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Jenis media grafis yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah grafik, bagan, diagram, poster, kartun/karikatur, dan komik.
c. Media tiga dimensi
Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa (direct experiences). Media model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata. Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.
b. Media audio
Media audio adalah media yamg mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara, CD audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
c. Media audiovisual
Sesuai dengan namanya, media merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Apabila menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Contohnya program video/televise pendidikan, video/televise instruksional, program slide suara, dan program CD interaktif.
5. Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, sifat dari bahan ajar, karakteristik sasaran belajar (siswa), dan kondisi tempat/ruangan. Yang menjadi pertimbangan antara lain: kesederhanaan, menarik perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna), direncanakan dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar. Dalam melaksanakan tindakan perbaikan, penulis menggunakan media visual yang tidak diproyeksikan.
B. METODE MENGAJAR
1. Pengertian Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajara yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa, diantaranya sebagai berikut:
1. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahusiswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
2. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
3. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu.
5. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri) terhadap sesuatu topic permasalahan.
6. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.
7. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
8. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
9. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
2. Fungsi Metode Mengajar
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi siswa.
2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Faktor-faktor Metode Mengajar
Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa.
2. Karakteristik bahan pelajaran/materi pelajaran.
3. Waktu yang digunakan.
4. Faktor siswa
5. Fasilitas, media, dan sumber belajar.
4. Jenis-jenis Metode Mengajar
1. Metode ceramah
Merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Bentuk penyampaiannya sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehiingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.
1.1. Karakteristik metode ceramah
- Bersifat memberi informasi.
- Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal.
- Lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
- Perlu adanya dukungan kondisi yang efektif dari guru.
1.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran ceramah
- Guru menguasai teknik-teknik ceramah yang dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa.
- Guru mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pembelajaran.
- Guru menguasai materi pelajaran.
- Guru menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik.
- Guru menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.
- Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru.
- Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
- Siswa memiliki emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.
1.3. Keunggulan metode ceramah
- Dianggap ekonomis waktu dan biaya.
- Target jumlah siswa akan lebih banyak.
- Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan.
- Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan.
1.4. Kelemahan metode ceramah
- Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik.
- Kemungkinan menimbulkan verbalisme.
- Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total.
- Peran guru lebih banyak sebagi sumber pelajaran.
- Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan.
2. Metode Diskusi
Merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil, kelompok sedang, dan kelompok besar ataupun diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.
2.1 Karakteristik metode diskusi
- Bahan pelajaran dikemukakan dalam topic permasalahan..
- Adanya pembentukan kelompok.
- Kelancaran kegiatan diskusi ditentukan oleh moderator.
- Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
2.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran diskusi
- Guru mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi.
- Guru mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan.
- Guru mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
- Guru mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
- Guru menguasai permasalahan yang didiskusikan.
- Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam diskusi.
- Siswa mampu melaksanakan diskusi.
- Siswa mampu menerapkan belajar secara bersama.
- Siswa mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide.
- Siswa mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.
2.3. Keunggulan metode diskusi
- Bertukar pikiran.
- Menghayati permasalahan.
- Merangsang siswa untuk berpendapat.
- Mengembangkan rasa tanggung jawab.
- Membina kemampuan berbicara.
- Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain.
- Memberikan kesempatan belajar.
2.4. Kelemahan metode diskusi
- Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak.
- Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak akan efektif.
- Materi pelajaran dapat menjadi luas dan yang aktif hanya siswa tertentu.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan dan presentasi.
Baca juga :
Contoh PTK Bahasa Indonesia SD (BAB I PENDAHULUAN)Contoh PTK Bahasa Indonesia SD (BAB II KAJIAN PUSTAKA)
Contoh PTK Bahasa Indonesia SD (BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN)
Contoh PTK Bahasa Indonesia SD (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN)
Contoh PTK Bahasa Indonesia SD (BAB V PENUTUP)
0 komentar:
Posting Komentar