Hukum Orang yang Berbuka pada Siang Hari Ramadhan | Biasa Membaca -->

Hukum Orang yang Berbuka pada Siang Hari Ramadhan

Hukum-hukum yang berkaitan dengan berbuka di siang hari Ramadhan ada empat: Qadha, kafarat, fidyah, dan imsak pada sisa hari puasa. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hukum Orang yang Berbuka pada Siang Hari Ramadhan
Hukum Orang yang Berbuka pada Siang Hari Ramadhan

1. Qadha. 

Yakni, mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan dengan puasa di hari-hari lain. Hal ini berlaku atas setiap Muslim mukalaf (dewasa dan berakal), yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan atau tanpa uzur (alasan yang dibenarkan dalam agama).

Berdasarkan itu, seorang wanita yang sedang haid harus mengqadha hari-hari puasa yang ditinggalkannya ketika hari-hari haidnya. Demikian pula orang murtad, harus mengqadha puasanya (apabila dia telah kembali memeluk agama Islam).

Adapun orang kafir, anak-anak, dan orang gila, tidak diwajibkan qadha atas mereka. Dalam melaksanakan qadha, tidak diwajibkan melakukannya secara berturutturut. Boleh saja dia melakukannya secara terpisah atau berturut-turut.

2. Kafarat.

Tidak wajib kafarat, kecuali atas orang yang membatalkan puasanya dengan (sanggama). Adapun membatalkannya dengan istimna‘, makan, minum, dan sebagainya, selain jimak, maka tidak ada kafarat atas semua ini. (Yang wajib, hanya qadha).
Yang dimaksud dengan kafarat ialah, memerdekakan seorang budak, atau jika hal itu tidak mungkin dilakukan mengerjakan puasa dua bulan berturut-turut (selain Ramadhan). Dan apabila yang demikian itu tidak mampu dilakukan, dia harus memberi makan enampuluh orang miskin, masing-masing satu mud (kira-kira 800 gram beras).

3. Imsak. 

Yakni, meninggalkan makan, minum, dan sebagainya pada sisa hari yang dibatalkan puasanya. Hal ini, hanya wajib atas orang yang membatalkan puasanya dengan sebab yang haram, atau karena kelalaian yang disengaja. Maka, tidak wajib imsak atas seorang wanita yang berhenti haidnya pada siang hari puasa. Juga, tidak wajib atas musafir yang pulang dari kepergiannya (sebelum waktu maghrib).

Wajib pula imsak pada “hari syak” (yakni, yang tadinya dikira tanggal 30 Sya‘ban), apabila ternyata ada orang adil yang telah menyaksikan terbitnya hilal Ramadhan pada malam sebelumnya. (Hal ini dapat terjadi apabila berita tentang hal itu datangnya terlambat, sesudah fajar menyingsing).

Tetap berpuasa pada waktu bepergian jauh, lebih afdal daripada tidak berpuasa, kecuali bagi musafir yang merasa sangat berat melakukannya. Dan apabila pagi harinya dia telah berpuasa, lalu dia memulai kepergiannya setelah itu, hendaknya dia tidak menghentikan puasanya. Demikian pula, apabila dia pulang dari kepergiannya dalam keadaan puasa.

4. Fidyah (tebusan).

Wajib atas wanita hamil atau yang sedang menyusui apabila meninggalkan puasa, karena takut akan terganggunya kesehatan bayinya. Adapun jumlah fidyah ialah satu mud, diberikan kepada seorang miskin, untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Selain fidyah, dia harus mengqadha puasanya itu. Demikian pula seorang yang telah lanjut usia, sehingga puasa terasa sangat memberatkan baginya, dia dibolehkan tidak berpuasa, dan sebagai gantinya, hendaknya dia membayar fidyah sebanyak satu mud seharinya.

Hukum Orang yang Berbuka pada Siang Hari Ramadhan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: khadhika

0 komentar:

Posting Komentar

BERLANGGANAN GRATIS

Silahkan masukan e-mail anda untuk mendapatkan kiriman materi pelajaran terbaru dari biasamembaca.blogspot.com gratis langsung ke e-mail anda

Dikirim oleh biasamembaca.com