Karakteristik Guru Sebagai Pembimbing | Biasa Membaca -->

Karakteristik Guru Sebagai Pembimbing

Karakteristik Guru Sebagai Pembimbing
 
Guru di taman kanak-kanak memiliki peran ganda, selain sebagai seorang pengajar, juga berperan sebagai seorang pembimbing. Ada beberapa karakteristik yang perlu dimiliki guru sebagai seorang pembimbing, tapi sebelum kita membicarakan tentang karakteristik apa saja yang selayaknya dimiliki oleh guru mari kita simak satu contoh perlakuan guru terhadap seorang anak didik di taman kanakkanak.

Dito seorang anak berusia 4 tahun. Dilihat dari sisi usia, Dito sudah selayaknya dimasukkan ke taman kanak-kanak. Sebagai anak yang baru memulai sekolah (belajar di taman kanak-kanak) Dito belum terbiasa untuk datang pagi-pagi Satu waktu Dito datang terlambat, dan pada saat itu ibu guru sudah menunggu di pintu gerbang masuk. Ketika guru itu bertemu dengan Dito, ia langsung berbicara “Mengapa Dito datang terlambat, kalau mau belajar tidak boleh datang terlambat, dan besok harus datang tepat waktu”. Akibat mendapatkan perlakuan seperti itu, Dito mogok tidak mau belajar hampir enam bulan lamanya, dan menganggap gurunya galak. Orang tua

Dito akhirnya memindahkan Dito untuk belajar di taman kanak-kanak lain. Bila dari kasus di atas kita amati tentang perlakuan guru terhadap anak didik, ada beberapa pertanyaan yang timbul : Apakah seorang guru taman kanak-kanak layak memperlakukan anak didiknya seperti itu apalagi anak baru memulai belajar?; Karakteristik kemampuan seperti apa yang harus dimiliki guru sebagai seorang pembimbing?; Perlakuan seperti apa yang harus ditunjukkan guru pada anak didiknya? dan sejumlah pertanyaan lain.

Setiap anak memiliki sifat dan karakteristik sendiri-sendiri, adanya perbedaan dari masing-masing anak menuntut guru untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam memperlakukan setiap anak. Satu perlakuan guru pada anak tertentu seperti halnya dalam kasus di atas mengakibatkan masalah yang besar pada anak tetapi mungkin saja perlakuan yang sama pada anak lain tidak menimbulkan dampak yang berarti.

Pola perlakuan keluarga khususnya orang tua pada anak akan turut mewarnai sifat dan karakteristik yang ditampilkan anak. Contohnya, dalam kasus Dito di atas setelah orang tuanya mengetahui mengapa Dito mogok tidak mau belajar lagi di taman kanak-kanak tersebut dan malah menganggap gurunya galak menyadari bahwa selama di lingkungan keluarga Dito tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu, dan Dito dibesarkan dengan penuh kasih sayang.

Adanya pola perlakuan yang berbeda yang didapatkan anak di taman kanak-kanak dapat berakibat pada proses perkembangan anak selanjutnya, dan bila hal ini dibiarkan maka anak akan semakin tertekan, cemas dan semakin terhambat perkembangannya. Untuk dapat memberikan pola perlakuan yang sesuai dengan sifat dan karakteristik anak maka ada beberapa aspek yang harus dikuasai guru selaku pembimbing di taman kanak-kanak, yaitu :

1. Sabar
Sabar merupakan suatu kondisi dimana guru mampu menahan emosinya bila berhadapan dengan suatu kondisi tertentu. Contoh, seorang guru di taman kanakkanak akan berhadapan dengan berbagai perilaku anak dan mungkin saja ditemukan anak yang menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan, anak bertindak seenaknya atau anak sulit sekali diatur di dalam kelas. Kondisi seperti ini mungkin dapat memancing emosi guru untuk bertindak tertentu. Namun seorang guru perlu memiliki kesabaran yang tinggi dibarengi pemahaman tentang perilaku anak saat itu.

2. Penuh kasih sayang
Guru merupakan orang tua bagi anak didik. Anak usia taman kanak-kanak relatif sangat muda dan masih membutuhkan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya. Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman seperti apa yang didapatkan anak dari orang tua merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan pula oleh anak ketika anak belajar di taman kanak-kanak. Rasa kasih sayang terwujudkan melalui bentuk perlakuan guru pada anak, seperti jarang marah pada anak, anak merasa senang bila berada dekat guru, selalu memperhatikan kesulitan anak dan sebagainya.

3. Penuh perhatian
Penuh perhatian merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru. Guru memperhatikan dan mengetahui berbagai perubahan yang terjadi pada anak, baik perubahan dari kemampuan maupun sifat perilakunya. Contoh, seorang anak biasanya belajar di taman kanak-kanak dengan penuh keceriaan, satu waktu anak menunjukkan sikap yang berbeda dan anak sering kali menangis di dalam kelas. Seorang guru yang penuh perhatian akan mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada anak dan berusaha untuk mencari penyebabnya dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak tersebut.

4. Ramah
Sifat ramah ditunjukkan melalui perilaku yang menyenangkan orang lain, bermuka manis tidak cemberut atau berkesan galak. Dengan sifat ramah yang dimiliki guru, anak akan merasa senang dan aman bila berhadapan atau berdekatan dengan guru. Sebaliknya, bila guru bersikap tidak ramah maka anak akan menjauh dan merasa cemas serta takut bila berhadapan dengan guru seperti itu.

5. Toleransi terhadap anak
Toleransi merupakan suatu perilaku dimana guru tidak memaksakan kehendak pada anak dan mau mengerti apa yang sedang dihadapi anak. Contoh seorang guru sedang mengajar di dalam kelas dan meminta anak untuk menggambar sesuai dengan tema binatang pada saat itu. Adi ketika diminta untuk menggambar malah membuat gambar kapal terbang sesuai dengan kesenangannya. Seorang guru yang memiliki sifat toleransi akan memberi kesempatan pada Adi untuk menyelesaikan gambarnya, baru kemudian meminta Adi untuk menggambar dengan tema binatang seperti anak-anak lainnya.

6. Empati
Empati merupakan suatu sifat dimana guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya. Contohnya ketika sedang belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak bergairah untuk mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat empati tidak akan membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati Nadia dan bertanya mengapa dia tidak mau mengikuti kegiatan seperti teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu waktu tertentu dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati perlu dimiliki guru agar guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami atau dirasakan anak didik, sehingga dengan sifat seperti itu guru dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.

7. Penuh kehangatan
Guru yang memiliki sifat penuh kehangatan ditandai dengan kemampuan menciptakan suasana yang penuh dengan keriang gembiraan, bebas dari rasa takut dan cemas. Suasana seperti ini dapat diciptakan guru dalam kondisi dan waktu apapun. Anak tidak takut dengan guru yang penuh kehangatan dan bahkan anak merasa aman dan selalu ingin dekat dengan gurunya.

8. Menerima anak apa adanya
Setiap anak yang belajar di taman kanak-kanak terlahir dari keluarga yang berbeda dan anak memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Guru tidak dapat menyamakan anak dan memperlakukan sama pada semua anak karena setiap anak punya sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru perlu menerima anak apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seringkali guru lebih menyenangi anak yang bermuka cantik atau tampan, kaya, pandai, lucu dan menyenangkan. Padahal setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Guru yang memperlakukan anak berbeda karena lebih senang pada anak tertentu dapat mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi atau merasa dianak tirikan. Guru tidak bertindak untuk satu anak tetapi guru berperan untuk semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.

9. Adil
Adil merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru sebagai pembimbing. Guru yang adil adalah guru yang tidak membeda-bedakan anak, semua anak diperlakukan sama. Contohnya, Febi merupakan anak seorang dokter yang lucu dan periang, setiap tingkah lakunya membuat orang lain senang. Ibu guru kelasnya sangat menyayangi Febi dan kerangkali bersikap terlalu berlebih terhadap Febi. Di depan anak-anak lainnya Febi diperlakukan istimewa, selalu didahulukan bila ada kegiatan tertentu. Sikap guru seperti ini merupakan sikap yang tidak adil karena guru menganakemaskan seorang anak tanpa memperhatikan anak yang lain. Seharusnya guru memperlakukan sama pada semua anak walaupun anak lain tidak selucu dan seperiang Febi.

10. Dapat memahami perasaan anak
Anak adalah seorang individu yang masih sangat labil, perilaku anak senantiasa dipengaruhi oleh lingkungannya. Bila anak diperlakukan menyenangkan maka anak akan tampil cerah ceria, anak bermain-main ke sana kemari dengan rasa gembira dan kadang tidak mengenal waktu. Namun bila anak diperlakukan tidak menyenangkan, sering dipersalahkan, banyak dilarang dan bentuk perlakuan lainnya membuat anak tidak dapat tampil ceria seperti anak lain. Suasana psikologis yang dialami anak akan mempengaruhi bagaimana perilaku anak. Bila guru menghadapi situasi anak seperti contoh di atas maka guru seyogyanya dapat memahami apa yang dialami anak didiknya. Mengapa anak menunjukkan sikap seperti itu. Seorang guru yang dapat memahami perasaan anak akan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada anak didiknya. Melalui sikap seperti ini guru dapat menetapkan langkah bantuan apa yang dapat dilakukan guru untuk membantu mengatasi apa yang dialami anak.

11. Pemaaf terhadap anak
Pemaaf merupakan suatu sifat yang ditandai dengan sikap tidak dendam terhadap sikap orang lain. Dengan sikap pemaaf dapat tumbuh rasa memaklumi atas perbuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Contohnya, seorang guru tidak boleh memiliki rasa dendam dan kesal karena anak tertentu tidak pernah memperhatikan apa yang disampaikan guru. Guru yang pendendam akan memperlakukan anak tertentu dengan perilaku yang tidak menyenangkan, misalnya dengan sering mengancam anak, padahal dengan sikap pemaaf atas perbuatan anak dapat menumbuhkan sikap untuk menerima anak apa adanya, lebih mengerti perkembangan anak dan sebagainya.

12. Menghargai anak
Rasa dihargai merupakan salah satu aspek kebutuhan setiap individu yang perlu dipenuhi termasuk anak taman kanak-kanak. Sekecil-kecilnya kemampuan yang ditunjukkan anak, guru harus mampu menghargainya. Ungkapan terimakasih atas perilaku atau jasa yang sudah dilakukan anak merupakan salah satu wujud penghargaan guru terhadap anak.

13. Memberi kebebasan pada anak
Anak usia taman kanak-kanak adalah sosok individu yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, anak memiliki sifat berpetualang dan tidak mengenal takut, dalam situasi apapun dan dimanapun anak tidak mengenal lelah, ingin selalu tahu dan ingin selalu mencoba. Untuk memfasilitasi berbagai sifat yang dimiliki anak taman kanak-kanak maka guru perlu memiliki sikap memberi kebebasan pada anak untuk mencoba, menemukan, memilih sesuatu sesuai dengan minat dan kebutuhannya, anak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri sesuai dengan pola berpikir anak. Kebebasan yang diberikan guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya.

14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak
Memfasilitasi tumbuh kembang anak merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru taman kanak-kanak. Anak memiliki potensi untuk berkembang baik potensi fisik, intelektual, sosial, emosi, maupun bahasa. Pengembangan berbagai aspek perkembangan ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang ada disekitar anak termasuk bagaimana pola interaksi yang terjadi antara anak dan guru. Guru perlu menciptakan hubungan yang akrab dan menyenangkan dengan anak agar dapat mendorong pencapaian perkembangan seperti yang diharapkan.

Karakteristik Guru Sebagai Pembimbing Rating: 4.5 Diposkan Oleh: khadhika

0 komentar:

Posting Komentar

BERLANGGANAN GRATIS

Silahkan masukan e-mail anda untuk mendapatkan kiriman materi pelajaran terbaru dari biasamembaca.blogspot.com gratis langsung ke e-mail anda

Dikirim oleh biasamembaca.com