Statifikasi Sosial Masyarakat Agraris | Biasa Membaca -->

Statifikasi Sosial Masyarakat Agraris

Kehidupan yang agraris memiliki berbagai ragam aktivitas manusia yang berhubungan dengan lingkungan alam sebagai unsur penunjang. Hal itu disebut agraria. Adapun pembagian agraria menurut Mubyarto terdiri dari bidang-bidang sebagai berikut :
Statifikasi Sosial Masyarakat Agraris

1) Pertanian Rakyat, yaitu usaha pertanian diselenggarakan oleh keluarga dari penduduk pedesaan atau penduduk di daerah pinggiran kota. Produksi utama adalah bahan makanan, seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian), sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat diusahakan di tanah sawah, ladang atau pekarangan. Penyelenggaraannya mempunyai ciri tersendiri, yaitu,<!–more–Selengkapnya> (1) modal terbatas; (2) penyerapan tenaga kerja musiman dan bersifat kekeluargaan; (3) pengelolaan lahan dan pertanian secara wiraswasta; (4) jenis tanaman bersifat bahan makanan, umumnya untuk memenuhi kebutuhan sendiri;

2) Perusahaan pertanian, yaitu pertanian yang memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam di bawah manajement yang terpusat menggunakan metode-metode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien. Pada umumnya dimiliki perusahaan swasta dengan modal besar;

baca juga : Apakah Yang Dimaksud Dengan Sosiologi

3) Perkebunan, bidang ini terdiri dari dua macam yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. "Perkebunan rakyat" banyak diusahakan di luar pulau Jawa dikelola oleh perorangan berdasarkan pesanan dari luar dan dalam negeri, atau hasilnya disetorkan ke pabrik-pabrik (perusahaan) pengolahan. "Perkebunan besar" memiliki ciri : (1) teknologi pertaniannya telah tinggi; (2) penanaman modal yang besar; (3) mempunyai staf ahli pengelola teknik penanaman dan pengolahan produksi serta staf ahli administrasi; (4) penyerapan tenaga kerja tetap; (5) produksi perkebunan dan pertanian untuk bahan ekspor maupun untuk bahan perdagangan dalam negeri;

4) Kehutanan, yaitu usaha pemanfaatan hasil hutan yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan swasta di bawah pengawasan negara, seperti, rotan, kayu, getah damar, dll.;

5) Perikanan, banyak sekali jenisnya usaha ini, yaitu "perikanan air tawar", seperti, di kolam, di danau dengan menggunakan jaring terapung, di tepi sungai menggunakan kolam arus deras dll. Usaha perikanan air tawar banyak dilakukan masyarakat, umumnya sebagai usaha sampingan selain pertanian tanaman pokok. "Perikanan laut", banyak diusahakan nelayan dengan menggunakan perahu motor tempel, daerah penangkapannya di perairan laut Indonesia terutama berdekatan dengan muara sungai. Penangkapan ikan di laut ada yang disebut "perikanan samudera", yaitu penangkapan ikan di laut bebas dengan jenis ikan tertentu;

6) Peternakan, terdiri dari, (1) "peternakan intensif", diusahakan dengan modal besar, ternak senantiasa berada di dalam kandang, makanan ternak disediakan secara khusus dan pemeriksaan kesehatan secara rutin; (2) "peternakan semi intensif", ternak tidak selamanya berada di dalam kandang, tetapi sewaktu-waktu ternak digembalakan; (3) "peternakan non-intensif" setiap saat ternak dilepaskan ke padang rumput atau daerah yang dijadikan lahan penggembalaan. Kadang-kadang beberapa hari ternak berada di luar. Untuk menjaga keamanan dan memudahkan perhitungan jumlah ternak dan agar tidak tertukar dengan ternak milik orang lain, maka ternak setiap ekor umumnya diberi nomor dan tanda.

Aktivitas agraris merupakan aktivitas terpanjang dalam sejarah hidup manusia, karena semenjak munculnya usaha manusia mencari makan tidak terlepas dari mencari bahan makanan yang masih di alam (berburu dan meramu) sampai pertanian dilakukan secara intensif.

Pembagian kerja dalam masyarakat dan kepemimpinan kelompok merupakan gambaran adanya stratifikasi sosial dalam kehidupan mereka. Aktivitas hidup mereka meliputi :
1) Penguasaan lahan pertanian;
2) Penggunaan teknologi pertanian;
3) Hasil pertanian yang dicapai;
4) Penggunaan tenaga kerja dll.

Banyaknya ragam masyarakat agraris di Indonesia merupakan kehidupan dari masyarakat Indonesia asli, karena sebagian besar penduduk Indonesia masih bertempat tinggal di pedesaan dan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Masyarakat desa di Indonesia memiliki nilai yang berharga, yaitu gotong-royong.

Setiap keragaman masyarakat agraris akan memiliki stratifikasi sosial tersendiri, seperti dijelaskan dalam beberapa bagian berikut ini.

selanjutnya : Stratifikasi Sosial Pemburu dan Peramu

Statifikasi Sosial Masyarakat Agraris Rating: 4.5 Diposkan Oleh: khadhika

0 komentar:

Posting Komentar

BERLANGGANAN GRATIS

Silahkan masukan e-mail anda untuk mendapatkan kiriman materi pelajaran terbaru dari biasamembaca.blogspot.com gratis langsung ke e-mail anda

Dikirim oleh biasamembaca.com