Yang dimaksud dengan globalisasi adalah suatu proses dimana masyarakat dunia menjadi semakin terhubungkan (interconnected) satu sama lainnya dalam berbagai aspek kehidupan mereka ; baik dalam hal budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan.
Dengan globalisasi yang semakin nyata, menunjukkan bahwa interdependensi berbagai negara dan masyarakat bangsa-bangsa semakin kuat dan nyata.
Semua itu menunjukkan kepada kita bahwa perkembangan bangsa-bangsa di dunia dewasa ini, telah terjadi banyak perubahan dalam tingkat kecepatan yang tidak pernah sekalipun terpikirkan sebelumnya. Perubahan yang bergejolak dan kondisi ketidakpastian yang terus berjalan secara cepat dan tidak menentu dewasa ini, telah mendorong setiap warga negara untuk berpacu mengembangkan strategi perubahan dan kebijaksanaan, agar selalu mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam tuntutan baru masyarakat dan lingkungan mereka. Dari situasi tersebut muncullah berbagai macam kompetisi. Pentingnya perhatian terhadap kompetisi merupakan bagian dari fenomena dunia tanpa batas.
baca juga : Pengertian Nilai, Norma dan Moral Dalam PKn
Sebagai contoh, adanya kecenderungan liberalisasi perdagangan yang pada intinya adalah optimasi peran pasar sebagai mekanisme koordinasi dalam masyarakat, merupakan contoh kongkrit yang menandakan bahwa memasuki era globalisasi berarti memasuki dunia yang semakin kompetitif.
Sejarah peradaban manusia telah mencatat adanya kecenderungan upaya demokratisasi dari zaman ke zaman dalam hampir seluruh bidang kehidupan. Upaya demokratisasi bukan hanya di bidang politik, akan tetapi juga di bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan, sistem sosial, agama dan sistem kepercayaan dan lain-lain. Perbuatan sewenang-wenang dari penguasa negara, tuan tanah, pedagang telah mendorong kaum tertindas untuk bereaksi memperjuangkan hak-hak asasi dan martabatnya melalui berbagai cara, baik dengan cara damai, pemberontakan maupun revolusi sosial.
Berakhirnya Perang Dunia ke II pada tahun 1945 telah mempercepat lahirnya negara merdeka seperti Indonesia. Sepuluh tahun setelah Indonesia merdeka, bangsa Indonesia menjadi salah satu sponsor utama Konferensi Asia Afrika, terkenal dengan “Dasa Sila Bandung” yang mempunyai dampak yang luas terhadap upaya demokratisasi yang diikuti lahirnya puluhan negara merdeka di Asia, Afrika dan Pasifik.
Di Uni Sovyet pada tahun 1980-an, Mikhail Gorbachev melakukan reformasi, yaitu “glasnost” (keterbukaan), “perestroika” (restrukturisasi) dan “demokratizya” (demokratisasi). Ide tersebut dipuji setinggi langit di Negara Barat, sehingga Gorbachev dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian dan menjadi salah seorang presiden Uni Sovyet yang paling populer di Barat. Tetapi ide tersebut kemudian menjadi pangkal ambruknya Negara adidaya tersebut, dan berdirinya Negara-negara merdeka di bekas Uni Sovyet, akibat reformasi yang terlalu drastis. Namun demikian, bertambahnya negara merdeka dan demokratis itu tidak dengan sendirinya melenyapkan sifat-sifat yang tidak demokratis dari muka bumi ini.
selanjutnya : Sejarah Kewarganegaraan
Dengan globalisasi yang semakin nyata, menunjukkan bahwa interdependensi berbagai negara dan masyarakat bangsa-bangsa semakin kuat dan nyata.
Semua itu menunjukkan kepada kita bahwa perkembangan bangsa-bangsa di dunia dewasa ini, telah terjadi banyak perubahan dalam tingkat kecepatan yang tidak pernah sekalipun terpikirkan sebelumnya. Perubahan yang bergejolak dan kondisi ketidakpastian yang terus berjalan secara cepat dan tidak menentu dewasa ini, telah mendorong setiap warga negara untuk berpacu mengembangkan strategi perubahan dan kebijaksanaan, agar selalu mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam tuntutan baru masyarakat dan lingkungan mereka. Dari situasi tersebut muncullah berbagai macam kompetisi. Pentingnya perhatian terhadap kompetisi merupakan bagian dari fenomena dunia tanpa batas.
baca juga : Pengertian Nilai, Norma dan Moral Dalam PKn
Sebagai contoh, adanya kecenderungan liberalisasi perdagangan yang pada intinya adalah optimasi peran pasar sebagai mekanisme koordinasi dalam masyarakat, merupakan contoh kongkrit yang menandakan bahwa memasuki era globalisasi berarti memasuki dunia yang semakin kompetitif.
Sejarah peradaban manusia telah mencatat adanya kecenderungan upaya demokratisasi dari zaman ke zaman dalam hampir seluruh bidang kehidupan. Upaya demokratisasi bukan hanya di bidang politik, akan tetapi juga di bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan, sistem sosial, agama dan sistem kepercayaan dan lain-lain. Perbuatan sewenang-wenang dari penguasa negara, tuan tanah, pedagang telah mendorong kaum tertindas untuk bereaksi memperjuangkan hak-hak asasi dan martabatnya melalui berbagai cara, baik dengan cara damai, pemberontakan maupun revolusi sosial.
Berakhirnya Perang Dunia ke II pada tahun 1945 telah mempercepat lahirnya negara merdeka seperti Indonesia. Sepuluh tahun setelah Indonesia merdeka, bangsa Indonesia menjadi salah satu sponsor utama Konferensi Asia Afrika, terkenal dengan “Dasa Sila Bandung” yang mempunyai dampak yang luas terhadap upaya demokratisasi yang diikuti lahirnya puluhan negara merdeka di Asia, Afrika dan Pasifik.
Di Uni Sovyet pada tahun 1980-an, Mikhail Gorbachev melakukan reformasi, yaitu “glasnost” (keterbukaan), “perestroika” (restrukturisasi) dan “demokratizya” (demokratisasi). Ide tersebut dipuji setinggi langit di Negara Barat, sehingga Gorbachev dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian dan menjadi salah seorang presiden Uni Sovyet yang paling populer di Barat. Tetapi ide tersebut kemudian menjadi pangkal ambruknya Negara adidaya tersebut, dan berdirinya Negara-negara merdeka di bekas Uni Sovyet, akibat reformasi yang terlalu drastis. Namun demikian, bertambahnya negara merdeka dan demokratis itu tidak dengan sendirinya melenyapkan sifat-sifat yang tidak demokratis dari muka bumi ini.
selanjutnya : Sejarah Kewarganegaraan
0 komentar:
Posting Komentar